KBB,(PERAKNEW).- Program inovasi lokal dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung Barat, berupa program pelayanan dasar Desa/replikasi program generasi sehat dan cerdas di Desa Kabupaten Bandung Barat tahun 2018 mendapatkan apresiasi positif dari tim word Bank.
Dalam kunjungan tersebut tim menegaskan bahwa tantangan utama permasalahan pelayanan sosial dasar, khususnya dibidang kesehatan dan pendidikan, selama ini tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Dengan ditetapkannya Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa memberikan pengaruh yang besar dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Desa terutama dalam pelayanan sosial dasar.
Program pelayanan dasar Desa di Kabupaten Bandung Barat ini menunjukan bahwa pemerintah kabupaten Bandung Barat sangat mengutamakan kepentingan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan pelayanan dasar.
Ditunjukan dengan keberpihakan APBD terhadap PAP yabg cukup signifikan dalam usaha pengawalan dana Desa untuk penanganan masalah stunting di Desa pada pelaksanaan Tahun 2019.
“Pada kesempatan itu tim dari bank Dunia menyampaikan apresiasi positif kepada DPMD Kabupaten Bandung Barat dan semua pihak yang terlibat atas inisiatifnya untuk menyelenggarakan replikasi generasi sehan dan cerdas program pelayanan dasar di Desa,” tutur kepala Bidang kerjasama dan potensi Desa Dinas pemberdayaan Masyarakat dan Desa KBB, Dedi Ahmad di Ngamprah baru-baru ini.
Program tersebut, kata Deni, sebagai upaya percepatan pembangunan di desa pada bidang kesehatan dan pendidikan Khususnya pada pelayanan sosial dasar di desa,”Apabila program ini berjalan dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan dijadikan sebagai pilot project concept percontohan bagi kabupatem lainnya di seluruh Indonesia,” terangnya.
Program generasi sehat dan cerdas merupakan program pemerintah pusat yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 2012, dalam penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan akses layanan sosial dasar. Khususnya pada bidang kesehatan Ibu dan anak serta pendidikan dasar dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Pelaksanaan program generasi sehat dan cerdas di KBB menunjukan hasil yang cukup efektif, berkontribusi dalam percepatan kemandirian Desa serta terdapat sejumlah hal yang banyak untuk diaplikasikan dan dikembangkan.
Deni memaparkan,” Data riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukan masih rendahnya beberapa indikator capaian kesehatan ibu dan anak. Diantaranya,angka persalinan melalui tenaga kesehatan masih 87,6%, bayi ya g menerima asupan asi eklusif sebanyak 38,0 %,balita yang mengalami gizi gurang sebanyak persen,13,2 % balita gizi buruk sebanyak 5,7% stunting sebanyak 37,2 %,wanita hamil beresiko ķurang enegi kronik sebanyak 37,1%. Pada bidang pendidikan,data kemendikbub tahun 2016 menunjukan anak usia 3-6 tahun yang tidak mendapatkan layanan pendisikan sebanyak 70,06 persen,serta masih ada 309.318 0rang (53,1%) Gufa paud yang belum memenuhi kualifikasi s1/d4 keatas. Hingga kini 98,3 persen layanan Paud diselenggarakan secara mandiri oleh Masyarakat, dan masih terdapat 16.373 desa (21,9 persen) yang belum memiliki Paud,” paparnya.
Beberapa pencapain dari data-data tersebut sebenarnya memiliki tingkat kesenjangan yang masih terbuka, khususnya pada daerah tertinggal, terluar dan terdepan pemenuhan gizi pada ibu hamil, bayi dan balita pada 100 hari pertama kehidupan serta pengasuhan yang tepat pada anak dalam masa tumbuh kembang merupakan masa sangat mendasar dan setrategis dalam pembangunan sumberdaya manusia, pungkasnya. (Rushendi)