oleh

Diskusi Terbuka Mahasiswa dan Civitas Akademis tentang Pelabuhan Patimban

SUBANG, (PERAKNEW).- Pembahasan tentang Proyek Pelabuhan Patimban Subang-Jawa barat, yang selama ini menjadi topik pembicaraan diberbagai kalangan masyarakat baik di sekitar lokasi patimban maupun diluar daerah, begitu pula dikalangan Mahasiswa yang notabene mempunyai ilmu dan pendidikan yang berakademis, tentunya sangat antusias ingin ikut andil dalam perencanaan pembangunan selama proyek pelabuhan patimban itu berjalan.

Diskusi terbuka kali ini hadirkan 2 Universitas yaitu Universitas Subang (UNSUB) dengan Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi (STTD) di Kampus 2 Universitas Subang Jawa Barat (21/01/2019), STTD merupakan salahsatu Universitas yang dinaungi oleh Kementrian Perhubungan yang tentunya menguasai bagaimana pemecahan masalah, maupun peran serta mahasiswa dalam mengisi pembagunan di negara kita khususnya pembangunan Peroyek Pelabuhan Patimban .

Diskusi diikuti kurang lebih 100 peserta, 75 orang Mahasiswa  STTD Bekasi dan 12 orang Mahasiswa Universitas Subang serta beberapa Dosen pemandu dari 2 Akademi tersebut. Materi diskusi merupakan lanjutan dari Pembahasan materi tentang pembangunan Pelabuhan Patimban pada Tahun 2018 yang lalu. Adapun pembahasan tersebut sudah ditentukan oleh aturan Perda baru sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Komplek Istana Jakarta pada Tanggal 2 mei 2017 silam tentang Pelabuhan Patimban .

Pembahasan diskusi lebih spesifik kepada bagaimana dampak Pelabuhan  Patimban terhadap Volume lalu lintas dan perkembangan di Kabupaten Subang , Analisa Dampak Lalu Lintas (Andalalin) ini menjadi sorotan penting bagaimana pemecahan masalahnya. Apresiasi diskusi dilontarkan 3 orang Mahasiswa STTD bertanya tentang dampak adanya Tol Cipali juga dampak dari Pelabuhan, walau demikian jawaban dari narasumber merupakan ketentuan pemerintah yang harus dan akan dilaksanakan sesuai perkembangan lalulintas baik itu di sekitar wilayah Pelabuhan maupun lalu lintas di kota subang.

Acara diskusi Terbuka juga dihadiri perwakilan Pemerintah Daerah dalam hal ini dari Litbang BP4D (Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah) Dede Ahmad memaparkan tentang Hinterland Pelabuhan yaitu daerah yang mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan pelabuhan, misalnya antar kota, antar pulau  bahkan seluruh Indonesia merupakan daerah pengaruh dari Pelabuhan. Maka dengan itu apabila andalalinnya tidak ada pemecahan masalah berkelanjutan maka dipastikan akan terjadi kemacetan, apalagi Pembangunan Pelabuhan Patimban sebagai Pelabuhan Utama, jelas Dede.

Disela-sela berjalannya diskusi, Jaenudin sebagai Ketua Pelaksana dan Gilang mahasiswa Universita Subang sebagai pemerhati Andalalin menjelaskan kepada Perak bahwa selain ini merupakan pertemuan yang sifatnya menjalin silaturahmi antar Universitas tetapi juga diharapkan ada kelanjutan pembahasan bagaimana pemecahan masalah mengenai Andalalin di kota Subang supaya tidak berdampak pada kemacetan seperti di kota-kota lain.  Apalagi Pelabuhan Patimban ini Sebagai Pelabuhan Kota Baru. (Pepen)

Berita Lainnya