oleh

Pengguna Internet Harus Paham Digital Karena Kejahatan Siber Mengintai

PERAKNEW.com – Pesatnya perkembangan teknologi digital serta masifnya pemakaian internet di Indonesia memberikan kesempatan sekaligus tantangan.

Masyarakat wajib mampu menyesuaikan diri serta menggunakan teknologi digital dengan produktif, kreatif serta bijak supaya tidak terlindas kerasnya digitalisasi.

Perihal ini mengemuka dikala webinar Tantangan Masa Depan dengan Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Makassar, Sulawesi Selatan belum lama ini.

Muncul selaku narasumber merupakan pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung serta Co Founder Japelidi, Santi Indra Astuti, Dosen serta Founder Gainz Teknologi Yudhis Thiro Kabul Yunior serta Produser Kompas Televisi Steven Sondakh.

Dalam webinar tersebut, Santi Indra Astuti membeberkan besarnya pengguna internet di Indonesia yang bagi informasi terkini APJII sudah menggapai 210 juta ataupun 77 persen dari populasi.

Sayangnya, pemakaian internet yang masif belum sebanding dengan kenaikan mutu kecakapan serta kemampuan dikala memakai internet.

Baca Juga : Seorang Pendeta Serta Anak Cabuli Gadis Dibawah Umur

Tidak cuma itu, Indeks Literasi Digital Indonesia dikala ini di tingkat 3,49 dengan pilar sangat rendah pada aspek keamanan digital.

“Ini PR banget sebab kala kita melakukan apapun di internet, kita mengekspos diri kita dengan dunia luar yang tidak terbatas, jika tidak diamankan pastinya jadi warning serta berisiko buat kita,” ucapnya.

Dibutuhkan upaya buat tingkatkan kecakapan digital.

Cakap digital ialah pengetahuan dasar yang berkaitan dengan keahlian seseorang menguasai macam fitur keras serta lunak yang menyusun lanskap digital.

Bila tidak mengerti, seseorang hendak gampang ditipu oleh algoritma ataupun jadi sasaran kejahatan siber semacam phising ataupun pengelabuan.

Baca Juga : Diduga Oknum Pejabat Kemenag Subang Cabuli Anak Dibawah Umur

“Jangan lupakan aspek keamanan digital sehingga kita senantiasa nyaman serta aman bermedia digital dan bebas dari penipuan serta kejahatan digital,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, bijaklah dalam bermedia sosial supaya kita tidak keliru memakai fungsinya, dan berpikir kritis supaya kita mampu menseleksinya.

Tidak kalah berarti, senantiasa beretika di ruang digital supaya terbentuk ruang digital yang bermartabat serta mengasyikkan,” ujarnya.

Yudhis Thiro Kabul Yunior melaporkan, digitalisasi sudah masuk ke seluruh zona, nampak dari Industri berbasis teknologi yang terus berkembang.

Anak-anak muda pula berlomba membangun startup teknologi, apalagi ada yang telah menggapai status unicorn ataupun decacorn semacam Gojek.

Baca Juga : Pelaku Pencopotan CCTV Orang suruhan, Kasus Polisi Tembak Polisi

Perihal itu pula sejalan dengan akibat ekonomi digital di Indonesia.

Bersumber pada analisa McKinsey tahun 2018 perkembangan zona ekonomi digital ataupun mengkonsumsi online di Indonesia bertambah 30 persen yang berakibat pada timbulnya profesi-profesi ataupun pekerjaan baru pada zona ekonomi digital semacam kreator konten yang dikala ini gempar.

“Jadi, kita wajib menyesuaikan diri secepat mungkin dengan dunia digital. Contohnya memakai aplikasi buat membuat konten kreatif yang dapat berguna selaku fasilitas promosi dalam berbisnis online.

Tidak hanya itu, kita pula wajib cakap memakai aplikasi bidang keuangan serta perbankan semacam dompet digital sebab ke depan peredaran uang tunai hendak terus menjadi sedikit,” ucapnya.

Ia meningkatkan, kewirausahaan digital serta startup pula berarti sebab penggerak utama perekonomian di Indonesia merupakan UMKM yang dalam sebutan digitalnya diucap startup digital.

Baca Juga : JPU Nyatakan Berkas Oknum DPRD Subang Aniaya Isterinya Lengkap (P21)

Sedangkan Steven Sondakh berkata, berartinya talenta digital dalam mendesak transformasi digital.

Perihal ini butuh disiapkan supaya kemajuan teknologi tidak malah melibas serta melindas masyarakat.

“Alasannya, tidak hanya timbulnya pekerjaan baru, teknologi memungkinkan pekerjaan di beberapa zona digantikan oleh robot ataupun diotomatisasi,” ungkapnya.

Contohnya transaksi di gerbang tol dikala ini terus menjadi otomatisasi serta tidak terdapat penjaganya lagi. Oleh sebab itu, kata ia, berarti buat senantiasa meng-upgrade ataupun meningkatkan keahlian diri paling utama menimpa teknologi digital.

“Mulailah berpikir kritis dan kreatif dalam menggunakan teknologi digital demi mendukung perekonomian. Jangan cuma jadi pengguna biasa dari teknologi digital tetapi peruntukan teknologi digital ini berguna untuk kita,” tandasnya. (Red)

 

Berita Lainnya