oleh

Penamatan Murid SDN 015 Sumberjo

Polman-Sulbar, (PERAKNEW).- Acara penamatan murid SDN 015 Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) berlangsung hikmat. Dimana acara tersebut diselenggarakan di Halaman sekolah SDN Sumberjo, (14/5/18).

Acara itu dihadiri oleh Kepala SDN Sumberjo, Nur Fatimah. S.Pd.,M.Pd., Kadis Pendidikan Polman, Andi Farial Fatajangi, S.H., Camat Wonomulyo, H. Umbar, S.Sos., Kepala UPTD Pendidikan Wonomulyo, H. Alimuddin, baserta para orang tua murid dan murid.

Camat Wonomulyo dalam sambutannya menghimbau kepada orang tua murid, “Agar anaknya yang sudah tamat tetap lanjut bersekolah. Jangan putus asa kalau sudah tamat tidak usah lagi lanjut. Yang kita inginkan anak itu tetap bersekolah, kalau nanti ada masalah pakaiannya, baju dan celana, karena tidak mampu membeli, sampaikan kepada kepala desa, nanti kepala desa yang berhubungan dengan kepala sekolah, karena pemerintah tidak menginginkan anak putus sekolah,” ungkapnya.

Lanjut dia, “Tolong bapak ibu kalau ada saudara kita, tetangga kita ada anaknya tidak mengikuti pendidikan, dalam hal ini tidak bersekolah, sampaikan kepada kepala desa atau langsung kepada saya insyallah nanti kita carikan solusinya,” imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan juga Kepala Dinas Pendidikan Polman, Andi dalam sambutannya mengatakan, “Bahwa apa yang disampaikan oleh bapak camat kita, sama-sama berharap agar kiranya anak-anak kita di Kabupaten Polman tidak ada lagi yang menyandang anak putus sekolah. Karena program dari dulu yang kita lanjutkan hingga Polman pernah meraih semacam penghargaan rekor MURI, yakni pengembalian anak kesekolah, alhamdullilah dari tahun ke tahun kita bisa mengurangi angka anak putus sekolah, jadi ketika bapak ibu mau melanjutkan anaknya bersekolah terkendala karena tidak mampu membeli pakaian seragam tolong laporkan ke kepala desa, camat atau ke UPTD nanti UPTD itu melaporkan ke pada saya,” terangunya.

Dalam kesempatan yang sama, Andi Farial juga menghimbau kepada orang tua murid. “Kalau masalah sedikit, karena seorang guru (makkacce talinganna nanaeke atau makkapiu arena nanaeke) tolong tidak usah langsung ke polisi, guru itu tidak emosi sehingga melakukan tindakan tersebut, melainkan sayang kepada anak agar anak itu bisa berubah, karena anak itu memiliki dua karakter, ada yang nanti dikerasi baru mau berubah ada juga anak nanti dihaluskan halusi baru berubah,” ucap Andi mengimbau. (Syarifudin)

Berita Lainnya