Diduga Arogan dan Sunat Bantuan, Ka. SDN Candra Budaya Didemo Wali Murid
CIKAUM-SUBANG, (PERAKNEW).- Puluhan wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Candra Budaya, Desa Cikaum Barat, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang mendatangi sekolah tersebut, Sabtu (19/08/2017).
Mereka menuntut Kepala Sekolah (Kepsek), Hj. Suryati. S.Pd., M.M. mundur dari jabatannya, karena dianggap arogan dan diduga sering menyunat (ngetrend-pungli) berbagai bantuan dengan berbagai macam alasan kebutuhan biaya sekolah. “Wali murid tidak nyaman dengan keberadaan kepsek ini, karena banyaknya pungutan yang terjadi di sekolah ini,”cetus Sukandi, salah satu wali murid SDN Candra Budaya.
Dia juga menjelaskan berbagai pungutan yang terjadi di sekolah itu, seperti ritus, biaya kenaikan kelas, biaya kemah dan masih ada pungutan yang lain, “Begitu besar dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) digelontorkan pemerintah untuk menunjang sarana dan prasarana sekolah. Namun kenyataannya sekolah sampai dengan hari ini masih tidak layak. Dikemanakan anggaran BOS tersebut?” ujarnya bertanya.
Selain itu, Sukandi juga heran, walau kerap melakukan Pungli, namun masih bisa menjadi sekolah percontohan di Kecamatan Cikaum, “Kami berharap pihak Pemkab Subang, dalam hal ini Disdik menindak lanjuti masalah ini. Surat pernyataan wali murid sudah kami layangkan ke pihak UPTD Pendidikan Kecamatan Cikaum, namun hingga sekarang belum ada tindakan apapun dari pihak UPTD pendidikan Kecamatan Cikaum,” ungkapnya kesal.
Saat berlangsung audens dengan wali murid itu, Kepsek SDN Candra Budaya, Hj. Suryati mengakui adanya pungutan di SDN Candra Budaya, “Memang betul ada pungutan, akan tetapi itu dilakukan karena adanya program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SDN Candra Budaya,” dalihnya.
Lebih lanjut Suryati menegaskan, “Kalau memang wali murid tidak setuju, pihak sekolah akan memberhentikan program MBS ini. Ini juga akan mendapatkan bantuan untuk pembangunan pagar akan tetapi karena masyarakat disini selalu mencurigai saya, makanya saya tolak,” katanya berkelit.
Menyikapi hal itu, Ketua Umum LSM Forum Masyarakat Peduli (FMP), Asep Sumarna Toha sebagai aktivis peduli terhadap kondisi pendidikan yang kerap masih rawan pungli ini sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh oknum kepsek tersebut.
Seharusnya ujar Asep, ketika menjalankan program dari pemerintah, kepsek melakukan sosialisasi terlebih dahulu, bukan sebaliknya setelah ada gejolak baru dimusyawarahkan. Apalagi ketika di forum musyawarah dengan wali murid, Hj. Suryati selaku Kepsek SDN Candra Budaya mengakui telah melakukan pungutan. “Hal ini tidak bisa dibiarkan, harus ada tindakan tegas dari dinas terkait,” tegas Asep yang akrab disapa Abah Betmen kepada Perak, di Posko Pusat FMP, Jl Palabuan, Kelurahan Sukamelang, Kec./Kab. Subang.
(Hamid)