oleh

Dilecehkan dan Dihina Ahok, MA Imbau Umat Islam Tenang

-POLITIK-615 views

PERAKONLINE NEW JAKARTA, (PERAK).- Paskacelotehan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sang penista agama yang menghina dan  mengancam akan melaporkan  Ketua Umum MUI dipersidangan  perkara Ahok, KH. Ma’aruf Amin mengimbau kepada seluruh umat Islam yang ada di Indonesia khususnya di Jakarta agar tetap tenang dan jangan sampai mudah terprovokasi oleh orang-orang yang ingin memecah belah.

Hal itu demi menjaga situasi agar tetap kondusif dan menjaga keadaan Bangsa dan Negara supaya tidak terkotak-kotakan.

‎”Umat supaya tenang, dan supaya jangan terprovokasi dan menjaga keadaan bangsa dan negara supaya kondusif. Semuanya jangan membuat hal hal yang bisa merusak suasana dan keadaan,” terangnya di jalan Koja Lorong 27, Koja, Jakarta Utara, Rabu (1/2) malam.

Terkait dengan permohonan maaf  yang dilayangkan oleh Ahok atas pernyataan dalam sidang, dirinya sudah memaafkan mantan bupati belitung tersebut. ‎”Ya harus dimaafkan. Kalau memang minta maaf,” tandasnya

Istilah kata “Menjadi Boomerang atau menggali lubang kuburannya sendiri” ini mungkin cocok dialamatkan untuk Ahok sang Penista Agama. Betapa tidak, akibat celotehannya yang kontroversi terhadap Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Ma’ruf Amin menyulut kemarahan umat Islam seluruh Indonesia.

Seperti diberitakan bahwa dalam sidang kasus penistaan agama yang digelar di Aula Gedung Kementan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengancam akan memproses secara hukum Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin. Penilaian tersebut dikarenakan KH Ma’ruf Amin telah memberikan keterangan palsu dalam persidangan.

Ahok menjelaskan KH Ma’ruf Amin telah berbohong dengan mengatakan tidak pernah menerima telepon dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal, Ahok menegaskan pihaknya mempunyai bukti jika Ketum MUI menerima telepon dari SBY pada tanggal 6 Oktober 2017, atau sehari sebelum KH Ma’ruf Amin menerima kunjungan pasangan cagub-cawagub Agus-Sylvi di Kantor PBNU pada tanggal 7 Oktober 2016.

“Jadi jelas tanggal 7 Oktober saudara saksi saya berterima kasih ngotot bahwa saudara saksi tidak berbohong, tapi kalau berbohong kami akan proses secara hukum saudara saksi, untuk membuktikan bahwa kami memiliki bukti,” tegas Ahok dalam sidang itu.

Ahok menilai, KH Ma’ruf Amin tidak pantas menjadi saksi dalam kasus yang menjeratnya karena sudah tidak objektif. Ahok pun menuding jika Ketum MUI itu sudah jelas mengarah mendukung pasangan cagub-cawagub Agus-Sylvi.

“Saya juga keberatan saksi membantah tanggal 7 Oktober 2016 bertemu pasangan calon nomor urut satu, jelas-jelas saudara saksi menutupi riwayat pernah menjadi Watimpres Susilo Bambang Yudoyono (di tengah persidangan),” ujarnya usai mendengarkan kesaksian Kiai Ma’ruf di Gedung Kementan, Jakarta Selatan.

Atas tudingan Ahok, sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama dan Badan Otonom Ikatan Pelajar NU (IPNU) Pusat angkat bicara, Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta pun mengecam tindakan Ahok tersebut. 

Ketua Bidang Antar lembaga PW GP Ansor DKI Redim Okto Fudin, di sela-sela acara Harlah NU ke-91 di Jakarta, Selasa (31/1/) malam, menilai sikap dan  perlakuan Ahok dan Tim Pengacara Ahok terhadap Kiai Ma’ruf tersebut sangat kasar, sarkastik,  melecehkan, dan mengina marwah NU.

“Apalagi pengacara intimidatif. Kami tidak terima,” katanya.  Pengacara Ahok menuduh Kiai Ma’ruf menutupi latar belakangnya yang pernah menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). 

“Itu tuduhan yang sangat tendensius dan politis,” tutur dia.  

Sejak awal,  kata dia, bio data kiai Ma’ruf menyebutkan hanya pekerjaan yang masih aktif, sebanyak 12 item. Sementara posisi anggota Wantimpres, anggota DPR, Ketua Komisi VI DPR tidak dicantumkan karena memang sudah tidak menjabat. 

“Tuduhan menyembunyikan itu tuduhan keji,” ujarnya. Dia juga menilai tuduhan pengacara bahwa Kiai Makruf seolah didekte SBY untuk menerima Agus-Silvy di PBNU dan juga membuat fatwa adalah tudingan jahat. Apalagi dengan menuduh kesaksian palsu dan mengeluarkan ancaman untuk memidanakan. 

Dia menegaskan pengacara Ahok telah menabuh genderang perang dengan NU. Bagaimanapun sosok Kiai Ma’ruf adalah pimpinan tertinggi NU dengan puluhan juta pengikut.

“Ente jual ane beli. Kami akan catat ini sebagai pelecehan tak terkira pada warga NU,” kata dia dengan nada geram. Dia menilai pernyataan Ahok juga sangat kasar menunjukkan kelasnya. Pihaknya akan berkonsolidasi dengan seluruh kader muda NU termasuk Banser GP Ansor.  “Kami hormat pada ulama kami. Kami akan buat perhitungan,” katanya. 

Mahfud MD Guru Besar FH UII Yogyakarta juga ikut bersuara, menurut Mahfud, apa yang dipertontonkan oleh Ahok dan penasihat hukumnya di sidang tersebut juga keluar dari substansi. Bahkan, beberapa pernyataan yang terlontar di sidang itu menjadi ‘blunder’ hukum yang punya konsekuensi hukum yang serius. Hal ini misalnya adanya pengakuan Ahok bahwa bila dia tahu ada  percakapan melalui telepon antara KH Ma’ruf Amin dan Susilo Bambang Yudhoyo (SBY).

Selain itu, tudingan bahwa percakapan di telepon itu menandakan bahwa KH Ma’ruf menjadi pendukung calon gubernur tertentu, juga punya persoalan hukum. Sebab, siapa pun orangnya –termasuk KH Ma’ruf Amin– bebas bertemu dengan siapa pun. Dan kebebasan ini dijamin dalam hukum dan konstitusi negara. 

”Memang ada pelanggaran hukum bila KH Ma’ruf menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) masa SBY. Kenapa tidak dipersoalkan juga jabatan KH Ma’ruf yang lain, misalnya sempat menjadi pendiri PKB, ketua Syuriah PBNU, atau hingga punya pesantren. Jadi maksudnya apa dengan penghinaan terhadap sosok ulama terkemuka tersebut?,” ujar Mahfud.

Aa Gym pun tak kalah geramnya melihat sikap Ahok yang semakin hari tak menunjukkan sikap yang santun terhadap umat. Pemimpin pondok pesantren Da’rut Tauhid dalam kicauan resminya di twitter mengaku tak rela Ma’ruf Amin direndahkan dan diancam.

“Demi Alloh, tak rela KH Ma’ruf Amin, guru /orang tua /ulama kami, pimpinan MUI yg Amat kami hormati cintai, direndahkan dan Diancam siapapun,” ujar Aa Gym, Rabu (2/1/17).

Menurut Aa Gym, sungguh buruk sungguh buruk perangai mereka yang tak menghormati orang yang lebih tua. Apalagi ulama yang dituakan oleh majelis ulama di negeri ini.

Sementara itu SBY dalam Confrencenya mendesak agar Polisi, Jaksa dan mengusut siapa pelaku penyadapan ilegal, tanpa harus ada laporan karena kasus ini bukan merupakan delik aduan.

Sepertinya setelah Al Maidah 51, Ahok harus bersiap diri menghadapi gempuran warga Nahdiyin dan itu artinya, setelah FPI, GNPF dan ormas Islam lainnya, Ahok berperang dengan umat Islam di Indonesia. Pertanyaannya kepada kita semua, siapakah yang akan menjadi sekutunya? Tim/Red

 

Berita Lainnya