PANTURA-SUBANG, (PERAKNEW).- Program Indonesia Pintar (PIP), adalah bagian dari program wajib belajar 12 tahun yang merupakan salah satu dari Nawa Cita atau sembilan agenda prioritas Presiden, Joko Widodo dan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, “Sembilan program untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Bisa diartikan menjamin setiap anak usia sekolah mendapat layanan keringanan biaya personal pendidikan, sehingga mampu mencegah terjadinya peserta didik putus sekolah (Drop Out), biasanya PIP hanya untuk membantu siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, serta uang dari dana PIP ini hanya bisa digunakan untuk keperluan sekolah, seperti buku, alat tulis, pakaian seragam, sepatu tas dan keperluan sekolah lainnya.

Sekitar 407 murid di SMKN I Pusakanagara yang berhak mendapatkan dana PIP, sebesar Rp1 Juta per siswa, diambil langsung di Bank BNI. Namun sebaliknya, para siswa/i SMK I Pusakanagara hanya mengambil dari bank saja, sedangkan uangnya dipinta seluruhnya oleh pihak sekolah, sehingga para siswa/i pulang ke rumah dengan tangan kosong, tanpa membawa uang sepeserpun. Padahal, uang tersebut untuk membiayai keperluan sekolahnya selama satu tahun.
Seperti halnya diungkapkan salah seorang guru SMKN 1 Pusakanagara yang enggan disebut namanya, “Ada 407 murid yang mendapat dana PIP tersebut dan uangnya telah digunakan untuk studi banding ke Jawa Tengah, terkait pengambilanya telah dilakukan secara bertahap, tanggal 12 Januari pengambilan tahap pertama, 5 Februari tahap kedua dan tanggal 13 Februari Tahun 2018 adalah tahap ketiga. Setiap tahapnya, sebanyak 50 orang murid. Untuk lebih jelasnya, silahkan tanya langsung ke kepala sekolah,” uangkapnya.
Faktanya, Saat Perak memperegoki salah seorang guru SMKN 1 Pusakanagara, bernama Engkun di Bank BNI, diduga ia sedang melakukan transaksi uang PIP tersebut, “Saya tidak tahu apa-apa, saya hanya ditugaskan untuk mengambil uang anak-anak, lalu diserahkan ke bendahara sekolah” jawabnya sambil memasukan uang ke dalam tasnya.
Dihari yang sama, Selasa (13/2/18), saat Perak hendak menkonfirmasi Kepala SMKN 1 Pusakanagara yang terletak di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, sayang dia tidak ada ditempat. Hingga berita ini dimuat, Perak belum berhasil menemui Kepala SMKN I Pusakanagara. Atang S