TASIKMALAYA, (PERAKNEW).- Diduga Kepala Desa Mekarwangi, Tatang Rustandi dan Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, tidak harmonis.
Menurut informasi yang berhasil di himpun Perak, Rabu (17/02/2021) siang, belasan anggota Karang Taruna Desa Mekarwangi baru saja membubarkan diri usai beraudensi di Kantor Pemerintahan Desa Mekarwangi.
Ketua Badan Permusyawratan Desa (BPD) Mekarwangi, Atep Sobur mengatakan, “Saya itu selaku BPD dipinta untuk memfasilitasi ada miskomunikasi yang kurang jelas dan setelah tadi BUMDes dengan Komisaris (Kepala desa) clear tidak ada masalah, hanya artinya miskomunikasi (kesalah pahaman). Itu saja. Komisaris diakhir meminta maaf, termasuk BUMDes juga begitu,” ujar Atep saat ditemui di Aula Desa Mekarwangi.
Diinternal, menurut Atep, Komisaris antara dengan direktur itu hal yang biasa di internal kelembagaan. Miskonukasi ini ternyata sama-sama ada kekurangan, selesai, “Berharap ada perubahan, dalam arti dua-duanya dari dua sisi Komisaris dan Direktur sama ingin maju tidak ada batas harus begini-begini, tidak ada. Cuman tupoksi sebagai Komisaris bagaimana dan sebagai Direktur bagaimana,” imbuhnya.
Saat ditanya terkait mis komunikasi tersebut, dalam hal bagi hasil, Atep menepis, bukan tidak arah kesitu cuman pandangan mungkin ketika Komisaris menannyakan admistrasi (kepada Direktur BUMDes) belum selesai, “Ya kerjakan saja, masih ada jeda waktu untuk membenahinya. Jadi disini ada kekurangan dua-duanya juga, tapi Alhamdulillah sudah clear,” ungkapnya.
Kemudiaan disinggung terkait adanya rumor tentang pemberhentian Direktur BUMDes, Atep mengatakan, tidak cuma tadi, mungkin dari pihak Direksi minta di fasilitasi dengan Komisaris ya selesai, “Saya selaku penyambung atau pun sebagai fasilitas dengan adanya miskomuniksi,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Mekarwangi, Tatang, jadi intinya hanya miskomunikasi saja. Hal ini adalah hal lumrah seorang pemimpin menanyakan itu, kan hal yang wajar, “Itu menurut pandangan kami. Adapun riak-riak dilapangan itu hal wajar juga, ya memang seorang pemimpin harus siap dikeritik dan kita dibenturkan juga oleh situasi pandemi ini jadi seakan-akan ada yang terlewati, komunikasi seperti buntu, adapun manusia tidak lepas daripada kekhilapan,” ucapnya.
Ia mengatakan, “Kami menanyakan beberapa hal tentang pelaporan wajar kan ya? Memang kami juga sering berbicara. Ya mungkin riak-riak begituh, seperti itu, kami tidak terlalu banyak berbicara. Intinya wilayah kami ini ingin kondusif, kita ingin Desa Mekarwangi ada kemajuan,” tegasnya.
Ya mungkin kedepannya, terang Tatang, saling ngoreksi gak istilahnya seorang pemimpim mampu, mempuni tidak karena melihat daripada manusianya itu kan tidak lepas banyak kekurangan, “Kami tanpa ada kerjasama antara atasan dan bawahan perasaan tidak akan berjalan. Menghimbau kita koreksi masing-masing, perbaiki diri dan harapan kedepan sedah jelas, kita ingin ada satu perubahan,” paparnya.
Lanjut Tatang, tadi yang ada permasalahan di BUMDes saja antara Komisaris dan Direkturnya, kita islah saja saling koreksi, “Ayo lah kita bareng-bareng saja,” pungkasnya.
Setelah berita ini dimuat, Perak belum sempat konfirmasi kepada Karang taruna dan Direktur BUMDes Mekarwangi. (Fauzi)