oleh

Pemerintah Harus Bertanggungjawab Petani Pantura Subang Menjerit Harga Padi Anjlok

PANTURA-SUBANG, (PERAKNEW).- Miris. Petani Menjerit, mengeluh di mana-mana, terutama di Wilayah Pantura-Subang, terkait persoalan pangsa pasar harga padi yang kian menurun atau anjlok hingga 15%, dari harga standar sebelumnya biasanya Rp5.000,- sampai Rp5.200,- per Kg, kini menurun jadi Rp4.000,- sampai Rp3.500,- per Kg.

Dari sekian orang warga petani di Pantura Subang, Kamis 9 Mei 2019, seorang petani bernama Atep, Warga Desa Bojongkeding, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang mengeluh, bahwa harga padi hasil panen mereka saat ini sangat anjlok. Sedangkan biaya cocok tanam padi dari pupuk, obat dan lainya sangat mahal harganya, ditambah tenaga potong padi/ panen sangat menyulitkan petani, “Yang tidak sewa saja mengeluh, apalagi saya yang menyewa sawah satu bau (7000 M2) seharga Rp20 Juta, ditambah biaya cocok tanam Rp7 Juta per bau. Sedangkan tonase hasil panen hanya 4 ton. Jika diuangkan Rp16 Juta dengan harga Rp4.000,- per Kg,” ungkapnya mengeluh.

Lanjut Atep menuturkan, “Selain itu, sulitnya mencari tenaga kerja petani, sehingga para tenaga kerja tani menjadi nakal, padi bawon minta dibeli dengan harga Rp7.000,- per Kg, sedangkan petani menjual ke bakul, Rp4.000,- per Kg. Ini yang membuat petani merasa di gencet disana dan disini,” tuturnya.

Sementara itu, pada Jum’at 10 Mei 2019, Sekdes Desa Bongas, Kecamatan Pamanukan-Subang menerangkan, “Anjloknya harga padi, karena 3 (Tga) hal, yaitu pertama, adanya panen raya, sehingga kekurangan tenaga kerja petani, kedua para petani terbiasa menjual langsung padi pada saat panen, ketiga adanya beras imfor luar,” terangnya.

Menyikapi permasalahan petani tersebut, Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah (Pemda) Subang, dalam hal ini khusus Bupati Subang cq para pejabat terkait di Subang, sudah barang tentu harus bertanggungjawab menyelesaikannya dengan serius. (Atang S)

Berita Lainnya