oleh

Soal Dugaan Korupsi DD, Kades Padamulya Membantah

-KPK-724 views

Soal Dugaan Korupsi DD, Kades Padamulya Membantah

CIPUNAGARA, SUBANG. (PERAK).- Kucuran dana bantuan baik dari daerah maupun pusat mencapai milyaran rupiah setiap desa dalam setiap tahunnya menjadi sorotan tajam oleh publik. Pasalnya, hal itu dijadikan ajang penyalahgunaan wewenang hingga menimbulkan azas manfaat untuk memperkaya diri para oknum di pemerintah desa. Indikasi itu ditemukan Perak di Desa Padamulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang dalam hal pelaksanaan pekerjaan jalan hotmix yang dibiayai Program Dana Desa (DD) Tahun 2017.

Menyikapi hal itu, saat dikonfirmasi terkait dugaan penyelewengan pekerjaan fisik DD Tahun 2017 yang dikontraktualkan, bahkan berdasarkan informasi yang didapat Perak, ada beberapa titik pekerjaan fisik dari program tersebut yang tidak diterapkan, Kades Padamulya, Momo mengatakan, “Pengadaan bahan materialnya saja yang di kontraktualkan, mengenai ada pekerjaan yang belum diterapkan atau belum selesai, saya lagi memperbaiki sekaligus adanya penghotmikan, bukanya tidak diterapkan, kemungkinan ini adanya isu dari pihak yang mau menjatuhkan nama baik saya.” kilahnya.

Sementara, menurut salah seorang warga, “ada beberapa titik pekerjaan hotmix dan memang adanya titik yang belum terselesaikan, masih dalam tahap pengerasan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Perak menyebutkan indikasi pengalihan program DD/ADD ke pihak ketiga/ pemborong diduga disebabkan kades memiliki hutang ke salah seorang pemborong tersebut. Bahkan sumber Perak sempat memergoki seseoramng yang disebut- sebut pemborong tersebut dilokasi proyek, bahkan sempat dipertanyakan barang material yang digunakan tak sesuai dengan RAB, dimana yang seharusnya material jenis Bescos namun faktanya jenis “makadam” atau limbah batu poslen yang digiling dicampur dengan tanah.

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa proyek pengaspalan yang berlokasi di Dusun Santoaan Desa Padamulya Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang sarat dengan penyimpangan. Pasalnya terlihat jelas hasil pekerjaanya asal jadi, ketebalannya nyaris rata dengan tanah.

Berdasarkan hasil Investigasi tim Perak dan keterangan sumber dilapangan menyebutkan, bahwa pengerjaan proyek lapen di Dusun Santoaan yang bersumber dari dana desa tahun 2016 sekitar Rp260 juta, mulai dikerjakan dan diselesaikan pada awal bulan Februari 2017, kualitasnya pun jauh dibawah standar bistek dan terkesan asal jadi.

Anehnya baru saja selesai di kerjakan beberapa hari sejumlah titik sudah tergerus air hujan. Saat Perak mengkonfirmasi warga sekitar menyesalkan kualitas pekerjaan pengaspalan yang asal- asalan tersebut.

Dari beberapa sumber yang menginformasikan kepada Perak, bahwa terkait pekerjaan yang asala- asalan tersebut warga dusun Satoaan sempat geram kepada kepala desa dan ada berniat akan melaporkannya kepada Polres Subang karena sebelumnya urung mengerjakan pekerjaan pengaspalan tersebut.

Ketika dikonfirmasi kades Padamulya Momo membenarkan bahwa anggaran pengerjaan proyek tersebut bersumber dari dana desa dengan pagu anggaran sekitar Rp260 juta.
“Terkait pekerjaan pengaspalan di Santoaan, itu bersumber dari dana desa tahun 2016 dan anggarannya sekitar Rp260 juta,” ungkapnya kepada Perak.

Saat disinggung terkait kisruh dilapangan soal warga yang geram terhadap kepala desa, Momo pun membenarkan, “Ya benar warga Satoaan sempat kisruh, namun saya diamkan, mangkanya baru saya kerjakan pekerjaan tersebut, kalau sudah aman kondusif baru saya kerjakan,” elak Momo.

(Rudi/Red)

Berita Lainnya