oleh

Sejumlah Aktivis Subang Gabung dengan MKPN-Mahasiswa Gelar Aksi di Mabes TNI

JAKARTA, (PERAKNEW).- Sejumlah Aktivis Subang yang tergabung dalam Komunitas Anak Muda Peduli Anti Korupsi (KAMPAK) bergabung bersama ribuan mahasiswa yang tergabung pula dalam Majelis Kebangsaan (Panji) Pancasila Jiwa Nusantara (MKPN), menggelar Aksi Unjuk rasa (Unras) damai selama dua hari, di sekitaran jalan dekat Markas Besar (Mabes) TNI, Jalan Setu Cipayung, Jakarta Timur, dari tanggal 25 – 26 September 2019.

Tujuan aksi mereka sebenarnya ke Mabes TNI, namun tepatnya di perempatan jalan tersebut, dihadang sejumlah TNI, dengan alasan cukup perwakilan atau mentor/penanggungjawab/ koordinator aksi saja yang bisa masuk ke Mabes TNI.

Tuntutan yang disuarakan mereka, adalah pergantian Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari Demokrasi diganti dengan Pancasila, karena Sistem Demokrasi dianggap tidak berlandaskan Pancasila.

Faktanya, bahwa Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam orasinya beberapa orang masa dengan pengeras suara yang dibawanya menyuarakan, “Dengan situasi dan kondisi negara yang sudah sangat memperihatinkan, berawal dari kisruh revisi Undang-undang Dasar (UUD) 1945, UU KPK dan KUHP dan bencana alam terjadi disejumlah daerah di Indonesia, kami sepakat menyatakan, bahwa ada yang salah dalam penerapan sistemnya, yaitu Demokrasi,” ungkap mereka lantang.

Lanjutnya menegaskan, “Demokrasi bukanlah merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti halnya Pancasila. Untuk itu, Inilah saatnya pergantian sistem, dari Demokrasi diganti dengan Pancasila sebagai ideologi atau Sistem Berbangsa dan Bernegara,” tegasnya.

Atas hal itu, masa menyatakan hanya TNI lah yang punya solusinya dengan Sapta Marganya/ Pancasila untuk menyelamatkan bangsa yang tengah terpuruk juga tertindas saat ini.

Maka mengajak TNI keluar dari baraknya untuk bergabung bersama rakyat selamatkan bangsa, “TNI adalah Pertahanan Keamanan Negara, ini saatnya TNI laksanakan tugas itu sekarang, karena negara kita tengah diambang kehancuran saat ini. Jika TNI cinta dan sayang kepada bangsa ini, tolonglah rakyatmu ini, segera selamatkan kami dan bangsa ini dari rongrongan penjajah berwajah baru, keinginan kami hanya satu, Tegakan Pamcasil di Bumi Pertiwi, Pancasila Berdaulat Bangsa Selamat, NKRI itu Bu Berazaskan Demokrasi, tapi NKRI adalah Berazaskan Pancasila,” tandasnya.

Untuk proses pergantian sistem itu, merekapun mengajak TNI mengawal rakyat menuju Gedung MPR RI untuk mendesak MPR menggelar Sidang Istimewa.

Tak lama berorasi di perempatan jalan hingga memadati jalan itu, mentor atau penanggungjawab aksi, yaitu Pimpinan MKPN, Slamet Soebijanto yang juga Mantan Laksamana/Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) disambut baik dan dihantarkan masuk ke dalam Mabes TNI oleh beberapa anggota TNI yang berjaga dalam aksi itu.

Alhasil, dalam aksi pada Hari Rabu, 25 September 2019 itu, setelah beraudensi dengan pihak Mabes TNI, Slamet Soebijanto menyampaikan kepada ribuan masa aksi, “Kita ini, mahasiswa bersama elemen masa lainnya disini berjuang untuk rakyat, TNI wajib bergerak membantu rakyat, saya tadi bicara panjang dengan kolonel di dalam Mabes TNI, tapi gak tau apa yang akan mereka lakukan belum jelas. Untuk itu, kita bertahan (nginap) selama dua hari disini,” imbaunya.

Atas imbauannya, sebagian masa mahasiswa, elemen/ aktivis dan buruh yang tergabung dalam MKPN tersebut, menginap di lokasi aksi.

Elemen LSM/OKP/ORMAS dan MKPN Subang yang tergabung dalam KAMPAK, yaitu Forum Masyarakat Peduli (FMP), Forum Anak Jalanan (FORAJAL), Front Anti Komunis (FAK) dan Laskar Jihad Anti Korupsi. Hendra

Berita Lainnya