Reuni Akbar 212 di Monas
JAKARTA, (PERAK).- Cendekiawan Islam, Azyumardi Azra, menilai acara Reuni Akbar 212 yang digelar pada Jumat 2 Desember 2017 pekan lalu berbau politis. Azyumardi menyebut ada beberapa tokoh politik yang hadir saat acara di Monas itu berlangsung.
“Baik langsung mau tidak, ada muatan politis. Yang hadir di sana kan ada tokoh-tokoh politik, yang datang di sana kan, tanda kutip, pihak oposisi: Gerindra, Pak Amien Rais, dan Fahri Hamzah,” ucap Azyumardi dalam acara talkshow Indonesia Lawyers Club bertema “212: Perlukah Reuni?” yang disiarkan malam lalu di tvOne, Selasa 5 Desember 2017, meski demikian, Azyumardi memuji Reuni Akbar 212 berlangsung dengan baik dan damai.
“Yang pertama kita apresiasi reuni 212 berjalan lancar, damai, tidak ada kegaduhan. Acaranya enggak nginjak rumput,” ucap Azyumardi.
Azyumardi menginginkan demonstrasi yang lain bisa damai dan selancar acara Reuni 212. “Kita harapkan demo itu belajar dari 212, tidak ada kegaduhan, dan sebagainya.
Sebelumnya dalam rangka Reuni 212, jutaan Umat Islam (Alumni 212) seluruh Indonesia bersatu berkumpul bertemu silaturahmi kembali di Monumen Nasional (Monas) Jalan Pelataran Merdeka 10110-Jakarta Pusat, Sabtu (2 Desember 2017).
Hal itu mengingatkan pergerakannya tahun lalu pada tanggal 2 Desember Tahun 2016 dalam menyikapi kasus penistaan agama oleh Mantan Gubenur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja alias Ahok.
Dalam kesempatan reuni itu, Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maarif menyoroti Kinerja Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menjalankan roda pemerintahan yang dipimpinnya kini.
Slamet meminta pemerintah dalam hal ini Jokowi-JK agar bisa bersikap adil mengawasi penegakan hukum dalam supremasinya dan diminta menghentikan segala bentuk kriminalisasi, “Semua peserta kongres alumni 212 intinya menguatkan kembali dari maklumat kami berkomitmen, bahwa Habib Rizieq sebagai imam besar umat Indonesia. Oleh karenanya meminta dengan sangat kepada pemerintah menghentikan kriminalisasi kepada kita atas seluruh kasus yang dimanipulasi,” Teriaknya di panggung Reuni 212.
Sebagai contoh perbandingan, Slamet mengungkapkan, bahwa penanganan hukum atas kasus politikus NasDem Viktor Laiskodat dan Buni Yani. Buni Yani sudah diputus bersalah di pengadilan, sedangkan kasus Viktor disebut Laiskodat mandek, “Jika berseberangan dengan kekuasaan, proses hukum begitu cepat. Viktor Laiskodat tetap hidup nyaman dilindungi kekuasaan. Sementara, Buni Yani satu tahun enam bulan vonie, anggota DPR kader PKI akan bangkit tidak disentuh hukum,” ungkapnya.
Selain itu, pemerintah pro asing, berpihak pada tenaga asing, “Nampak kekuatan asing dan aseng melampaui batas, bahkan menjadikan negara diatas negara pembangunan kepada WNI asli,” ujarnya.
“Tujuan kami selenggarakan agenda ini ajang silaturahmi umat Islam dan temu kangen sama umat Islam yang pernah ikut aksi 212 tahun lalu,” jelasnya.
Juga selaku pelaksana. Menyikapi isu soal reuni itu ada berbau politik, hal itu dibantah keras oleh Muhammad Al Khaththath, “Panitia reuni akbar 212 mengadakan reuni bukan dalam konteks politik tertentu,” tandasnya.
Sementara, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan yang hadir pada reuni meminta do’a saat berpidato di panggung. Dia meminta dukungan massa reuni 212 untuk tugasnya memimpin Jakarta bersama Sandiaga Uno, “Untuk melakukan perubahan di Ibu Kota bukan tanggung jawab kecil. Kami menjalankan tugas ini enam minggu, mohon didoakan agar menjalankan amanah ini sebaik-baiknya,” ujar Anies minta do’a pada jutaan ulama yang hadir di Monas itu.
Usai menghadiri reuni, Anies sempat membagikan bunga kepada kaum difabel (orang keterbatasan diri). Aniespun berpesan, “Damai, tenang, kesempatan ini untuk diri kita sendiri, seberapa dekat dengan sifat Rasulullah, karena peringatan Maulid Nabi adalah pesan untuk kita mendekatkan kepada sifat-sifat Rasulullah,” tuturnya.
Mengamati jumlah masa dalam reuni akbar tersebut, Panitia Reuni Alumni 212 mengklaim jumlah peserta yang hadir mencapai lebih dari 7,5 juta orang.
Sementara lain halnya menurut peneliti serta dosen ilmu politik dan keamanan di Universitas Padjadjaran, Bandung, Dr Muradi, “Kalau jumlah massa reuni Alumni 212 diklaim sampai 7,5 juta, menurut saya berlebihanlah,” ujar Muradi.
ILC TVOne “Aksi 212 Perlukah Reuni” Jadi Trending Topik
ILC TV One tentang Aksi 212 Perlukah Reuni menjadi trending topik di linimasa Twitter. Dua kubu yang berseberangan duduk di hadapan presiden ILC Datuk Karni Ilyas memaparkan isi kepala atau pendapat masing-masing tentang reuni alumni 212 2017 di Monas kemaren. Nampaklah disitu mana yang ada otaknya dan mana yang tidak, mana yang Islam dan mana yang munafik, mana yang berisi dan mana yang kosong melompong.
Berikut adalah komentar penduduk jagad internet tentang tayangan acara ILC 212 Perlukah Reuni?;
Aimacantik12@giasof_iahag
Makasih Ya Allah kerna Engkau menunjukkan kuasaMu dengan membuat kelu lidah para komandan cebong di #ILCReuni212 Berisik di socmed..melempem di dunia nyata (22.02 – 5 Des 2017)
#ReuniAkbar212@Rizki44874585
Ketika DeSi dan Arya dibuka aibnya di #ILCReuni212 , tak ada satupun gerombolan cebong yang membela.
Cek aja tweet mereka malem ini. Ciyaan (22.57 – 5 Des 2017)
Hamba Allah@scincvest2
#ILCReuni212 kami bangga @felixsiauw menelanjangi janda gw ngakak tujuh turunan (22.10 – 5 Des 2017)
Ucu Supriadi@ucusupriadi_
Permadi : Saya bukan Ustadz jadi gak ngerti Dalil. Akun lu pake kata “Ustadz” @ustadabujanda #ILCReuni212
Gini nih kalo Kecebong lg panik! (22.37 – 5 Des 2017 • Cirebon Barat, Indonesia)
Namashi@nay_shihab
si abu neraka tampil sbg pembicara di #ILCReuni212 dg sgt memukau. saking memukau nya, yg terlihat hny kebodohan. tks kpd pak @karniilyas yg tlh mengundang makhluk langka ini. (22.04 – 5 Des 2017)
Ind Rha@iendrha
Semakin lama Ust. @felixsiauw berbicara, semakin maksimal tampang bodoh abu janda dan denny siregar…#ILCReuni212 (21.42 – 5 Des 2017)
(R)Evolusi Indonesia@TrioMacn2000
Terimakasih @tvOneNews telah memfasilitasi umat Islam untuk menunjukan bahwa Abu Janda ternyata goblook!!! #ILCReuni212 (22.09 – 5 Des 2017)
Agra Madyastha@amadyastha
Bener kata ustadz @felixsiauw, orang kalo udah mau tenggelam apa aja dijadiin pegangan.. Abu janda ini kayanya udah mau kelelep, ngomong asal2an sampe bilang hadits gabisa dijadiin pegangan… #ILCReuni212 (22.01 – 5 Des 2017)
Jaka Perdana Putra@jegersan
Akhirnya yg paling galak di ILC adalah yg paling kosong isi otaknya. Selamet kpd anda Abu Janda!! #ILCReuni212 (21.32 – 5 Des 2017)
Bela Ulama@abdullahhaidir1
Abu Janda makin parah, hadits shahih ttg ciri royah dan liwa Rasulullah saw malah dia ragukan. Katanya krn hadits ditulis setelah 200 tahun wafatnya Nabi…. #ILCReuni212 (21.58 – 5 Des 2017)
Sultan ILHAM@IlhamNuerr
Di ILC , ada yang gak tau malu melawan hadist nabi dengan pendapat pribadinya… Bapak janda namanya.. @zarazettirazr@NetizenTofa #ILCReuni212 (21.56 – 5 Des 2017)
Namaku Ombak@bandabening
Gw kok bersyukur rangorang macam bujanda dan deny siregar ditampilkan #ILCReuni212.
Dengan begitu publik ngeh, tau dan liat sendiri kapasitas mereka:
1. jeblok secara intelektualitas.
2. Nalar kusut-masai.
3. Argumen lemah.
4. Artikulasi megap-megap kayak kelelep. (22.05 – 5 Des 2017)
Prabowo 4 Presiden@MohArifWidarto
Ustadz Al-Khathath ke Abu Janda: “Udah kalau nggak ngerti nggak usah ngomong.” Jleb banget!#ILCReuni212 (21.58 – 5 Des 2017)
Bang Pino@SiPinokio_
Duh malunya seandainya jd @ustadabujanda diskakmat sama ust @felixsiauw mgkn aku plg pkai topeng. Bgai dosen nyeramahin mahasiswa yg dungu & goblok. Jauh bgt pengetahuannya. Yg ustadz beneran dg ustadz Gadungan.
Mgkn krn songkoknya miring, jd otaknya ikutan miring.#ILCReuni212 pic.twitter.com/PiNWMzzQr3 (21.59 – 5 Des 2017)
(Red)