oleh

Rencana Revitalisasi Pasar Purwadadi Ditolak Keras Para Pedagang

PURWADADI-SUBANG, (PERAKNEW).- Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang melalui Pemcam Purwadadi untuk Revitalisasi dan pembangunan Pasar Purwadadi berlantai tiga, yang tadinya tradisional menjadi pasar modern, tidak disetujui rakyatnya.

Betapa tidak, seluruh pedagang di Pasar Purwadadi menolak keras rencana revitalisasi pasar tersebut, karena dianggapnya akan merugikan para pedagang setempat, ditambah lagi harga yang ditawarkan terlalu mahal.

Koordinator Pedagang Pasar Purwadadi, Uus mengatakan kepada Perak, bahwa para pedagang tetap menolak rencana Pemkab Subang untuk merevitalisasi Pasar Purwadadi, “Kalau ada informasi sudah ada kesepakatan antara pedagang dengan pengembang, itu jebakan. Kita dengan tegas menolak revitalisasi tersebut,” ujar Uus, Selasa (18/12/2018).

Menurut Uus, jika revitalisasi pasar itu tetap dilakukan, harus ada kesepakatan yang memihak pedagang pasar. Tidak seperti sekarang, dari beberapa kali pertemuan yang dilakukan, terkesan pemerintah memaksakan kehendak dan cenderung lebih memihak perusahaan.

Uus menerangkan, “Perusahaan pemenang tender, yakni PT Bangun Bina Persada (BBP). Tuntutan para pedagang yah pinginnya ditangguhkan dulu. Kalaupun revitalisasi pasar tetap dilakukan seperti keinginan pemerintah, harus ada negosiasi lagi dan sebaiknya satu lantai saja, masalah harga juga jangan terlalu mahal,” terangnya.

Pernyataan Uus ini berbanding terbalik dengan pernyataan Camat Purwadadi, Asep Sopandi, S.Pd.,M.M.M., “Sudah ada kesepakatan antara pedagang dengan Pemerintah maupun PT BPP selaku pemenang tender. Rencana pemerintah merevitalisasi pasar Purwadadi ini juga tidak ujug-ujug. Rencana revitalisasi pasar tersebut, sudah dibicarakan dengan para pedagang sejak tahun 2016,” katanya kepada Perak, Senin (17/12/2018), di ruang kerjanya.

Lanjut Asep, “Revitalisasi Pasar tetap dilakukan sesuai rencana pemkab Subang, apalagi pemenang tendernya sudah ada, Yang menolak revitalisasi tersebut, pada umumnya, pedagang yang beromzet besar, sebab mereka merasa terusik usahanya,” jelasnya. (Hamid)

Berita Lainnya