SOREANG-KAB. BANDUNG, (PERAK).- Juara umum Pasanggiri Pencak Silat tingkat Kabupaten Bandung (Bupati Cup ke IX tahun 2017) telah diraih oleh Paguron Tri Tunggal Pusaka yang digelar pada Tanggal 20 November 2017.
Pasalnya, paguron tersebut berdiri baru dua tahun ini, yaitu pada tahun 2015. Namun, menjadi suatu kebanggaan bersama di kabupaten itu, Paguron Tri Tunggal Pusaka berhasil menjadi juara umum dan berhasil mengalahkan lawan-lawannya yang terdiri dari paguron-paguron ternama di Bandung.
Pembina Paguron Tri Tunggal Pusaka, Gunadi mengungkapkan, “Ini sangat diluar dugaan, mengingat persiapan kami sangat minim, dengan berbekal uang Rp.1 juta dari Kades Sukanagara dan sedikit sumbangan dadakan dari donatur anak-anak paguron. Dengan menggunakan mobil bak terbuka berangkat ke Pasanggiri tingkat kabupaten, Alhamdulillah kerja keras dan keprihatinan kami bisa terobati dengan keberhasilan yang luar biasa ini,” ungkapnya saat ditemui di Paguron Desa Sukanagara, Kec. Soreang.
Keberhasilan Paguron yang bisa dikatakan masih bayi ini cukup mengejutkan para pengurus paguron. Bagaimana tidak, paguron yang memiliki tempat sangat sederhana bisa menyabet 7 kategori yang menjadikannya sebagai juara umum ditingkat kecamatan. Berbekal prestasi tersebut mereka ikut dalam pasanggiri tingkat kabupaten itu.
Lanjut Gunadi mengatakan, bahwa awal pendirian Paguron Tri Tunggal Pusaka bukanlah untuk ikut pasanggiri, melainkan untuk hiburan dari panggung ke panggung, tapi ketika lolos ditingkat kecamatan, para pelatih semakin meningkatkan intensitas latihan yang tadinya hanya satu kali dalam seminggu menjadi setiap hari.
Selain latihan rutin, tentu ada hal lain yang menjadi kunci keberhasilan anak-anak Tri Tunggal Pusaka, terutama adalah bakat dan penjiwaan, sehingga saat mereka pentas di depan juri, setiap gerakan mereka begitu dijiwai dan seirama. Anak-anak yang ikut pasanggiri masih berusia 9 hingga 14 tahun.
Gunadi berharap, “Prestasi yang diraih Tri Tunggal Pusaka merupakan bekal untuk berkarya ditingkat provinsi dan mungkin ke tingkat nasional. Mengingat kondisi paguron yang sangat sederhana, terbuat dari bangunan yang berupa pagar bambu, harapan para pelatih agar pemerintah mau memperhatikan kondisi paguron. Mengharapkan bantuan untuk kemajuan paguron kedepan. Kami mohon perhatian pemerintah, dan jika pemerintah mau membantu, hendaknya langsung ke paguron, agar bisa kami terapkan langsung sesuai kebutuhan,” pungkasnya berharap. Ogie S/Asep R