PANTURA-SUBANG, (PERAKNEW).- Ratusan masa yang mengatasnamakan Paguyuban Nelayan Dusun Genteng, Galian dan Trungtum, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang bersama LSM Forum Masyarakat Peduli (FMP) akan menggelar aksi unjuk rasa damai ke Gedung Wakil Rakyat/ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Bupati Subang, pada Hari Kamis, tanggal 31 Oktober 2019.
Adapun tuntutan yang sudah disiapkannya, yaitu Kompensasi kerugian akibat akses melaut terhambat sejak dilaksanakannya Pembangunan Pelabuhan Patimban, Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan kebutuhan dalam Pelaksanaan Pembangunan dan Paska Pembangunan Pelabuhan Patimban dan Libatkan Nelayan dalam Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban.
Sebegai bukti rencana aksi tersebut, Surat Pemberitahuan bernomor 131/SP-FMP/X/2019, tertanggal 28 Oktober 2019 telah dilayangkan ke Markas Kepolisian Resort (Mapolres), DPRD dan Bupati Subang.
Selain FMP, aksi tersebut juga didukung oleh sejumlah elemen masa, yaitu Forum Anak Jalanan, Laskar Jihad Anti Korupsi, Majelis Kebangsaan Panji Nusantara Kab. Subang dan Front Anti Komunis Kab. Subang.
Demikian diungkapkan Asep Sumarna Toha selaku penanggungjawab aksi damai tersebut, kepada Perak, di Pos Komando (Posko) Pusat Komunitas Anak Muda Peduli Anti Korupsi (KAMPAK), di Jalan Pabuan, Blok Cisugih, Kelurahan Sukamelang, Kec./Kab. Subang, Selasa (29/10/19).
Perencanaan aksi menurut aktivis yang akrab disapa Abah Betmen ini, berawal dari penerimaan pengaduan dari beberapa Tokoh Masyarakat Nelayan di Dusun Genteng, “Rencana pelaksanaan aksi ini, berawal dari pengaduan dan pemberian kuasa ratusan nelayan di wilayah Patimban yang diwakili oleh beberapa orang tokoh nelayan setempat pada Hari Rabu, 23 Oktober 2019,” terangnya.
Betmen juga menjelaskan keluhan dari para nelayan tersebut, “Mereka mengeluh, semenjak dilaksanakan pembangunan Pelabuhan Patimban, nelayan harus menjaring ikan ke laut yang lebih jauh dari tempat biasa mereka melaut dan volume kedalaman lautnya lebih dalam harus menggunakan perahu berukuran besar atau kapal, sementara mereka hanya memiliki perahu kecil,” jelasnya merasa prihatin.
Akibatnya lanjut dia, “Nelayan menjerit, ekonominya tercekik, yang biasanya sehari bisa menghasilkan uang ratusan ribu rupiah dari hasil penjualan ikan tangkapannya, kini malah sebaliknya, mereka kerap mengalami kerugian biaya operasional dalam melaut. Sehingga berdampak pada putus sekolah terhadap anak nelayan itu,” paparnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan aksi unras nanti Hari Kamis itu, masa aksi/nelayan tersebut, akan mengadakan treatrikal penyerahan satu unit perahu miliknya dan pakaian seragam sekolah anaknya, karena sudah putus sekolah akibat musibah yang menimpanya itu, kepada DPRD dan Bupati Subang. (Hendra/Atang)