JAKARTA, (PERAKNEW).- May day tahun ini serasa semarak dengan aksi bakar-bakaran yang dilakukan oleh para buruh. Bukan ban, mobil ataupun motor yang menjadi sasaran amuk massa buruh, tapi justru karangan bunga milik pendukung Ahok yang berbaris rapi di sepanjang jalur pejalan kaki Jalan Medan Merdeka Selatan dan oleh para buruh, ditumpuk di tengah jalan tersebut.
Idrus, penanggung jawab aksi pembakaran tersebut mengatakan bahwa pembakaran karangan itu merupakan puncak kekesalan buruh kepada Ahok. Buruh yang bernaung di FSP LEM SPSI DKI Jakarta kebanyakan bekerja di perusahaan otomotif di Jakarta.
Idrus yang merupakan sekjen dari FSP LEM SPSI DKI berucap gaji UMP mereka berada di bawah kota penyangga seperti Bekasi dan Karawang. Ahok pun seolah tidak mau mendengar aspirasi mereka.
“Tahun lalu Ahok enggak mau ketemu, beberapa bulan lalu sebelum ada Plt juga enggak mau. Disamperin lagi, sudah ada Plt,” ujar Idrus.
Padahal, kata Idrus, Ahok selalu menyampaikan soal kesejahteraan rakyat Jakarta. Misalnya tentang Ahok yang memberikan rusun kepada warga terdampak penggusuran, subsidi daging bagi pemegang KJP, atau jaminan pendidikan hingga bangku kuliah. Idrus merasa buruh belum mendapat perhatian seperti itu oleh Ahok.
“Padahal buruh itu kena pajak. Kami nih kena pajak. Kok ada orang susah datang dari daerah enggak ada kerja malah dikasih rusun,” ujar Idrus.
“Bagaimana enggak sedih? Pekerja yang pajaknya dipotong masuk ke pemda tapi enggak diperhatikan, ini yang dituntut keadilan,” lanjut Idrus.
Kekecewaan para buruh yang merasa tidak pernah diperhatikan Ahok pun memuncak pada May Day lalu. Aksi bakar karangan bunga pun terjadi.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan mengatakan, aksi pembakaran karangan bunga oleh buruh adalah hal lumrah. Polisi pun, tidak akan menyelidiki aksi anarkistis tersebut yang terjadi bersamaan dengan demo buruh.
“Namanya massa, banyak. Itu pasti ada faktor psikologis dan itu bunga sudah tidak terpakai. Dan bunga itu ada di pinggir jalan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/5/2017).
Argo mengatakan, pembakaran karangan bunga itu pun tidak berdampak pada kerugian materi atau lainnya. Selain itu, karangan bunga yang dibakar pun dengan cepat dipadamkan sehingga tidak merugikan warga sekitar.
500 Buruh Jatim Tuntut Jokowi Mundur
Lain Jakarta, lain pula Surabaya, sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jatim melakukan aksi di kantor gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, senin (01/05/2017) sebagai bentuk peringatan hari buruh sedunia yang dikenal dengan May Day.
KASBI Jatim mendesak agar presiden Jokowi-JK untuk mundur dari jabatannya karena tak mampu sejahterakan rakyat terutama pekerja di Indonesia.
“Pemerintah masih pro pengusaha yang dengan seenaknya memberikan upah murah untuk buruh. Ini jelas sangat menyengsarakan rakyat,”ungkap salah satu koordinator aksi Ikwan dalam orasinya.
Diungkapkan oleh Ikwan situasi perburuhan di Indonesia semakin terpuruk atas terbitnya PP No 78/2015 yang mengakibatkan kenaikan upah buruh tak lebih dari 11 Persen.”Kami melihat rezim Jokowi-JK merupakan agen neoliberalisme dan gagal mensejahterakan kaum pekerja di Indonesia,”jelasnya.
Tak hanya itu, sambung Ikwan, pemerintah saat ini telah menggunakan aparat keamanan untuk memukul gerakan buruh. Sementara itu, dalam aksi tersebut KASBI Jatim mengeluarkan beberapa tuntutan antara lain hapus sistem kontrak dan ousourching, tolak politik upah murah, laksanakan hak-hak buruh perempuan, berlakukan jaminan sosial bukan asuransi sosial, dan tangkap adili dan penjarakan pengusaha nakal yang menyengsarakan buruh. Red