SUBANG (PERAKNEW).- Nono Heryana (46) berlamat di RT 08 RW 03 Desa Cikawung Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Jawa barat merupakan mantan Kepala Desa yang sukses menjadi pangusaha ternak Jangkrik.
Saat diwawancara Perak Nono yang berstatus sebagai mantan Kepala Desa tersebut menjalani Budidaya jangkrik sejak akhir jabatan kepala desa pada Januari 2019 lalu. Menurut Nono, ternak jangkrik adalah merupakan usaha yang mudah untuk dijalani karena pemasaran jangkrik mudah dan banyak peminatnya, bahkan ada juga bandar yang akan memesan sebelum dipanen.
Lokasi yang digunakan tidak jauh dari tempat tinggalnya yaitu memanfaatkan halaman belakang rumah sebagai tempat menyimpan kandang atau box-box untuk ternak jangrik tersebut, hingga saat ini box yang digunakan baru mencapai 24 box.
Nono juga menerangkan bahwa Budidaya jangkrik lebih simpel dan mudah dibanding beternak ayam sedangkan hasilnya sama apabila kuantitas beternaknya sama, untuk ternak ayam selain harus memerlukan tempat yang luas juga nilai modalnya harus besar, tetapi untuk ternak jangkrik hanya memerlukan box dari kayu dan triplek ukuran Lebar 60 Cm, Panjang 220 Cm dan tinggi 60 Cm.
Menurut Nono, dari pemeliharaan dalam 4 box memerlukan 1 Kg telur jangkrik dan diperkirakan akan menjadi 60 Kg Jangkrik pada usia panen 35 hari, harga 1 Kg jangkrik adalah 25 Ribu Rupiah, sedangkan makanan jangkrik hanya membutuhkan 50 Kg pakan ternak yaitu sekitar 800 Rupiah saja, dengan hasil panen 60 Kg jangkrik x 25 Ribu rupiah menghasilkan nilai uang 1,5 Juta rupiah, jadi apabila dihitung hasil panen maka dalam 60 Kg jangkrik dalam 4 box tersebut menghasilkan untung 700 ribu rupiah.
Satu hal yang membuat Pa Nono merasa terkesan sejak menjalani Budidaya Jangkrik ini adalah merasa nyaman dan tentram hidup di banding saat menjabat sebagai kepala desa dulu, “sekarang saya merasa Tiis ceuli herang panon, ngenah dahar ngenah sare” artinya merasa tenang enak makan enak tidur jelas Nono sambil tersenyum.(Pepen)
