BLANAKAN-SUBANG, (PERAKNEW).- Pengurus dan Anggota Kelompok Tani (Poktan) Mekar Rahayu yang beralamat di Dusun Kertamulya, Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, mempertanyakan aset yang dimiliki oleh Poktan Mekar Rahayu yang masih dikuasai oleh Asep Engkos Sekretaris Poktan Mekar Rahayu yang lama.
Sementara kepengurusan Poktan Mekar Rahayu yang lama telah diganti dengan kepengurusan yang baru, adapun bantuan-bantuan yang pernah diterima oleh Poktan Mekar Rahayu berupa 2 unit traktor, 2 unit traisher, 1 unit Cator, 1 unit alat penanam padi, 1 unit combain, 1 unit Mesin penyedot air, 3 ekor Sapi belum diserah terimakan kepada pengurus Poktan Mekar Rahayu yang baru.
Ketika Perak mengkonfirmasikan hal ini kepada Engkos (03/06) dirumahnya, dia mengakui kalau mesin pertanian dari hasil bantuan pemerintah tersebut memang belum diserahkan kepada pengurus yang baru,
“Tapi saya jamin bantuan tersebut masih ada semua,” ujar engkos. Lebih jauh Engkos menjelaskan “kalau sapi memang udah dijual ke bandar seharga Rp20 juta dan diketahui oleh UPTD Pertanian Kecamatan Blanakan.
Di tempat terpisah ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pusaka Tani Desa Jayamukti Kecamatan Blanakan Sukardi, ketika dikonfirmasi Perak melalui telepon seluler mengenai kisruh yang ada di Poktan Mekar Rahayu mengatakan kalau pengurus yang baru ini seharusnya tidak melakukan kudeta. Lebih jauh Sukardi juga mengungkapkan kalau Poktan itu dibentuk hanya untuk mengambil bantuan dari pemerintah saja.
“Untuk bantuan itu ada 2 jenis, yaitu bantuan yang tidak bergerak dan bantuan bergerak,” lanjut Sukardi. Dan kalau bantuan itu habis gak usah dipersoalkan,” jelasnya.
Perak juga melakukan penelusuran dan meminta konfirmasi ke ketua Poktan Mekar Rahayu yang baru Dulayim alias Gembok ditemani pengurus dan anggota Poktan Mekar Rahayu.
“Selain bantuan mesin masih banyak bantuan yang diterima oleh Poktan Mekar Rahayu, tapi justru tidak dirasakan oleh anggota,” ujar salah seorang pengurus. Akan tetapi bantuan itu justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Misalnya bantuan traktor, anggota Poktan yang ingin menggunakan traktor tetap membayar sewa seperti biasa. Kasus lainnya adalah bantuan dari dana hibah sebesar Rp40.000.000.- Menurut Engkos uang itu dibelikan domba tapi sekarang dombanya habis.
Lebih jauh dia mengungkapkan,”Engkos ini orang sakti bahkan setiap bantuan untuk Pertanian yang diperuntukkan bagi Kelompok Tani di Kecamatan Blanakan dia yang ngatur semua. Salah seorang pengurus yang tidak mau disebutkan namanya menduga Engkos ini di back up oleh UPTD Pertanian Blanakan, pengurus ini juga menambahkan uang hasil penjualan sapi bukan Rp20 juta melainkan Rp24 juta.
Pergantian Pengurus di Poktan Mekar Rahayu juga atas desakan anggota bukan kudeta seperti yang di ungkapkan oleh Sukardi.
“Kami juga berencana melaporkan permasalahan ini ke pihak berwajib,” sebut pengurus yang baru diamini oleh anggotanya. A Sukmara/CJ