oleh

Kepala Unit Kerja Presiden: Pembinaan Ideologi Pancasila Kunjungi Untag 17 Banyuwangi Dan Penandatanganan MoU

Kepala Unit Kerja Presiden: Pembinaan Ideologi Pancasila Kunjungi Untag 17 Banyuwangi Dan Penandatanganan MoU

BANYUWANGI-JATIM, (PERAKNEW).– Untag 17 Salah satu kampus di Banyuwangi yang mempunyai julukan KAMPUS MERAH PUTIH yang berada di tengah tengah jantung kota.dengan kehadiran kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila di sambut dengan ratusan mahasiswa baru di Untag Banyuwangi. Kehadiran tersebut dengan salah satu rangkaian Orientasi Program Studi dan pengenalan Kampus (OPSPEK) 2017. Sebagai salah satu upaya penguatan nilai pancasila dan wawasan kebangsaan bagi para mahasiswa yang kuliah umum di kampus Untag Banyuwangi.

Kuliah umum dengan tema kontribusi Untag Banyuwangi menyongsong 1 abad Indonesia di laksanakan mulai pukul 14:00 -16:30 WIB di dalam Auditorium Untag Banyuwangi. Tema tersebut sebagai komitmen Untag Banyuwangi terhadap visi perguruan tinggi untuk menciptakan generasi yang unggul, taat azas dan berwawasan kebangsaan.

Dalam pemaparannya, Yudi Latif selaku kuliah umum mengawali pembukaan acara tersebut dengan menampilkan peta Indonesia, sebagai salah satu gambaran beragamnya indonesia dan nilai nilai yang ada di dalamnya, baik tentang suku, bangsa, budaya, yang kesemuanya dapat di persatukan karena pancasila. Dari segala hal beraneka ragam, begitu juga permasalahan yang ada di Indonesia terutama yang terkait dengan hal hal yang dapat mengakibatkan perpecahan, pemersatunya adalah pancasila. Tidak terkecuali untuk membentengi bangsa dari paham komunis. Kembali saja pada pancasila.

“Kita pastikan Ideologi pancasila tersampaikan dengan baik, dan pancasila memiliki daya tahan untuk merespons,” ujar Dr Yudi Latif.

Menurut Yudi Latif selaku Kuliah Umum, dalam peta geopolitik, ideologi komunisme Sudah tidak mungkin bisa berkembang, banyak Negara yang menganut ideologi komunis, seperti hal nya Tiongkok, saat ini justru malah lebih condong pada ideologi nasionalisme konfusion, Katakanlah, posisi komunisme masih hidup, kalau kita ketakutan dan buta pada peta geopolitiknya, ini menandakan daya tahan pancasila masih lemah, “ungkapnya.

Dengan menguatnya isu komunis dalam beberapa waktu ke belakang, Yudi Latif justru mengajak masyarakat untuk mengembangkan ideologi pancasila lebih sakti, “dari pada kita terus-terusan defensif (menghadapi ancaman ideologi komunisme), lebih baik kita mengembangkan pancasila ini agar lebih baik dan lebih sakti, “ajaknya.

Didalam pancasila ada semangat gotong royong. Inti dari semangat gotong royong adalah semangat Kasih sayang, semua agama pun mengajarkan tentang Kasih sayang pada semua, ”Itulah yang di sebut pancasila,” tegasnya.

Rektor Untag Banyuwangi, Drs Andang Subaharianto, M Hum mengatakan, “Untag Banyuwangi mulai merekonstruksi anak anak muda, dengan membekali mereka agar tidak menjadi generasi yang berlawanan dengan sejarah, tetapi menjadi yang tahu dengan sejarah dan mereka harus mengetahui mengapa Indonesia harus berdasarkan empat (4) pilar, pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, dalam kegiatan juga adalah langkah awal rencana besar Untag Banyuwangi untuk membekali mahasiswa menjadi generasi unggul dan paham tentang sejarah Indonesia,” tegas rektor.

Usai memberi kuliah umum, penulis buku “Negara Paripurna” itu melakukan penandatangan MoU bersama Rektor Untag Banyuwangi, sebagai bentuk kerjasama untuk pendidikan karakter dan penanaman ideologi pancasila bagi mahasiswa Untag Banyuwangi. Acara yang juga dihadiri oleh kepala Bakesbangpol mewakili Bupati Banyuwangi, Forpimda, jajaran Rektorat dan Dosen Untag Banyuwangi akan menjadi awal kegiatan serupa yang akan dilaksanakan setiap tahun dalam penerimaan mahasiswa baru.

(LEO/HMS)

Berita Lainnya