BULELENG-BALI, (PERAKNEW).- Bupati Buleleng mengajak masyarakat untuk semakin dalam mencinta Kota Singaraja yang didirikan oleh Raja Buleleng Ki Barak Panji Sakti tahun 1604. Terkait itulah,semua komponen masyarakat diminta memahami sejarah lahirnya kota Singaraja.
Dengan memahami, maka akan tumbuh rasa bangga dan rasa memiliki serta berperan aktif dalam memajukan Singaraja dan Buleleng umumnya. Demikian disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutannya ketika memimpin upacara peringatan hari Kelahiran Kota Singaraja ke-413 di Taman Kota. Kamis, (30/3).
Ajakan untuk semakin mencintai Singaraja sejalan dengan tema hut kota, yaitu Singaraja di Hatiku. “Singaraja kita punya. Mari bersama-sama membangun kota Singaraja,” seru Bupati.
Selain itu, Bupati juga mengajak agar nilai kekeluargaan, kebersamaan, serta mempererat tali persaudaraan dalam satu pandangan membangun Buleleng. Diyakini dengan semangat kebersamaan akan mampu memcapai satu tujuan Buleleng yang semakin maju dan sejahtera.
Diungkapkan juga, dalam lima tahun pembangunan di masa pertama Bupati PASS memimpin Buleleng yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang Pembangunan Daerah periode 2012-2017, melalui 12 Program Pembangunan Strategi dinyatakan telah berhasil mencapai peningkatan pembangunan di berbagai bidang.
Diantaranya, pembangunan infrastruktur jalan sehingga memudahkan akses pengembangan perekenomian pedesaan, pembangunan IRD, RS Pratama, pembanguan sistem air minum yang bersih dan pembangunan berintegrasi lainnya menjadi gambaran perkembangan ekonomi yang baik di Buleleng. Ditambahkan, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,11 %, dimana pertumbuhan ini didominasi oleh sektor pertanian. Karena itulah, ke depannnya, Bupati PAS dan Wakil Bupati Nyoman Sutjidra yang terpilih kembali dalam Pilkada Buleleng lalu mengatakan akan mengembangkan sektor pertanian.
Namun, meskipun perekonomian Buleleng terus meningkat, namun Bupati murah senyum ini mengaku masih ada pencapian pembangunan yang belum optimal. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan yang dihadapi, namun dengan kebersamaan segala hambatan akan dapat dituntaskan bersama sehingga Buleleng akan semakin maju dan sejahtera.
Turut menambah sakral upacara itu, ditampilkan sendratari megoak-goakan yang mengisahkan bagian dari kisah kebersamaan Raja Panji Sakti bersama teruna goaknya ketika akan berperang ke luar Buleleng untuk meningkatkan kejayaan Buleleng yang kala itu baru dibangun. Ketut