oleh

ICBB Demplot Benih tak Bersertifikat, Petani L19 PT SHS Tuntut Ganti Rugi Ratusan Juta Rupiah

PANTURA-SUBANG, (PERAKNEW).- Penghasilan panen padi Petani Kerjasama PT Sang Hyang Seri (SHS) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kerugian besar atas Program Uji Coba atau Demonstration Polt (Demplot) benih IF16 dan IF8 oleh pihak Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) melalui Holding PT SHS, yaitu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) pada musim tanam/panen di akhir tahun 2020 ini.

Awalnya, dalam sosialisasi sebelumnya, iming-iming yang disampaikan pihak ICBB diketahui RNI kepada para Petani PT SHS Sukamandi tersebut, sangat menggiurkan, bahwa ICBB menjanjikan jika tanam benih padi IF16 dan IF8, hasil panennya bisa mencapai 10 (sepuluh) sampai 12 (sebelas) Ton Per Hektar atau untung besar. Namun faktanya, Puluhan Petani PT SHS yang terkena bujuk rayunya ICBB itu, malah buntung alias rugi besar hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Betapa tidak, hal itu menimbulkan protes dan keluhan tuntutan ganti rugi materi dari para Petani Penggarap di areal Blok 19 PT SHS, karena pas tanam benih IF16 musim ini hasil panen hanya dapat 3 (tiga) hingga 4 (empat) ton per hektar saja dan IF8 hanya 6 (enam) ton per hektar.

Sementara, sejak dulu tanam benih padi varietas yang biasa mereka tanam di Blok L19 tersebut, bisa menghasilkan padi sebanyak 7 (tujuh) hingga 8 (delapan) ton per hektar.

Sementara, kali ini tanam IF16 mengalami kerugian materi mencapai Rp18 Juta per hektar dan IF8 kerugian mencapai Rp8 Jutaan per hektar. Sehingga jika dikalkulasikan dalam materi, kerugian hasil panen di L19 dimaksud mencapai ratusan juta rupiah.

Demikian dikeluhkan sejumlah Petani L19 saat diwawacarai Perak, “Atas tanam uji coba benih IF16 ini, kami mengalami kerugian materi Rp18 Juta per Hektar dan untuk IF8 Rp8 Jutaan per Hektar dikali 16, karena luas areal di Blok L19 ini ada 16 Hektar,” tandas mereka, pada Senin (14/12/20) saat beraudensi dengan pihak ICBB, RNI dan PT SHS yang turun ke lapangan menyaksikan langsung proses panen di L19 yang tinggal sisa seluas 4 Hektar yang ditanami IF8 hingga selesai dan hasilnya, IF8 terbukti hanya dapat hasil rata-rata 6 Ton per Hektar dan IF16 3-4 ton per hektar.

Masih dikeluhkan Petani L19, “Bukan hasil panen saja yang rugi besar, kerugian juga kami alami dari awal mulai tebar benih IF16 dan IF8, kami rugi Rp400 Ribu per hektar, karena pada waktu itu kami sudah tebar benih, tapi harus digagalkan dan diganti dengan benih IF16 dan IF8, sehingga harus keluar biaya lagi untuk biaya tebar dan tandur (tanam). Ditambah lagi, tanahnya harus dibajak ulang, sehingga kami mengeluarkan biaya sebesar Rp500 Ribu per hektar, jadi total kerugian kami, Rp900 Ribu per hektar,” ungkapnya sambil berkeluh kesah kepada Perak, “Masa kami harus pinjam uang ke bank lagi untuk biaya tanam musim berikutnya?” ujar mereka bernada sedih.

Pada kesempatan itu, salah seorang Tim Pelaksana ICBB, Sofana didampingi Salah Seorang Pejabat perwakilan dari RNI, Zaenal dan disaksikan General Manager (GM) Kantor Produksi Kebun Sukamandi (KPKS) PT SHS, Hidayat Nurdin dihadapan para Petani L19 di lokasi panen L19 berdalih, “Di sini baru uji coba. Awal proses, pertama pengolahan lahan, sampai dengan persiapan tandur/tanam, di situ masalahnya pertama air, sehingga waktu itu bibit seharusnya sudah tanam, akhirnya jadi terlambat sampai umur 32 (tiga puluh dua) hari, seharusnya sudah tanam pas umur 18 (delapan belas) hari. Jadi permasalahannya dari keterlambatan pengolahan lawan, selanjutnya dalam pemupukannya juga tidak tepat waktu,” dalihnya.

Pernyataan Sofana, spontan dibantah oleh para petani L19 yang hadir, “Keterlambatan pengolahan tanah dan tanam itu, bukan kesalahan kami, tapi salah ICBB, kenapa telat mensosialisasikannya, sementara kami sudah melakukan tebar benih kami dan membajak sawah,” tegas mereka.

Lanjut petani, “Kurang baik bagaimana lagi kami, walau harus rugi doble biaya upah tebar benih dan pembajakan sawah hingga Rp900 ribu per hektar, tapi masih saja disalahkan, terus kata pak Sofana, pemupukan tidak tepat waktu, sangat keliru, nyatanya pemupukan padi IF16 dan IF8 ini, kami lakukan hingga maksimal, sampai harus nambah pupuk lagi dari yang ada,” jelasnya menandaskan.

Sementara, ketika disinggung tidak adanya sosialisasi uji coba tanam dua jenis benih kepada para petani tersebut, Sofana mengungkapkan, “Untuk IF16 belum memiliki sertifikat benih, kalau IF8 sudah ada sertifikatnya dan saya hanya tim pelaksana, mengenai sosialisasi tata cara teknis tanam benih ini bukan kebijakan saya,” ungkapnya.

Soal ganti rugi, Sofana berjanji, “Untuk tuntutan ganti rugi ini, saya akan sampaikan kepada pimpinan (Direktur ICBB, Dr. Ir. Andreas), karena saya hanya tim pelaksana saja,” ujarnya.

Pejabat Perwakilan RNI, Zaenal menambahkan, “Atas kejadian ini, kami akan mengadakan rapat dengan pihak ICBB juga PT SHS, untuk mencari solusinya dan hasilnya akan diinformasikan kepada bapak-bapak (Petani L19),” katanya.

Sementara itu, GM KPKS PT SHS, Hidayat Nurdin menyatakan, “Kami (PT SHS) hanya memenuhi kerjasama saja dengan ICBB melalui Holding kami, yaitu RNI,” tuturnya.

Mengenai masalah hasil panen tidak sesuai prediksi yang dijanjikan ICBB dan petani mengalami kerugian besar tersebut, lanjut Hidayat Nurdin, “Kerugian petani atas tanam IF16 dan IF8 ini bukan ranah kami, karena Benih IF16 dan IF8 ini juga kami beli dari ICBB,” terangnya prihatin atas nasib malang petani kerjasamanya tersebut, di musim panen akhir tahun 2020 ini.

ICBB Foundation-Yayasan Pusat Keanekaragaman Hayati dan Bioteknologi Indonesia (YPKHBI) adalah lembaga riset nir-laba yang selain melakukan kegiatan utama berupa penelitian & pengembangan mengenai biodiversitas & bioteknologi, juga melakukan kegiatannya dalam 4 unit aktivitas.

1. Enviromental Biotechnology Laboratory (EBL)-ICBB: laboratorium riset dan pengujian terintegrasi rujukan Kementerian Pertanian RI dan terakreditasi oleh KAN sebagai Laboratorium Penguji (No. KAN LP-895-IDN) sejak th. 2014 yang melayani jasa analisis mikrobiologi, kimia-biokimia, dan molekuler u/ sampel tanah, air, pupuk, dan mikrob. Cepat, Andal, Akuntabel. (7 HARI KERJA).

2. ICBB-Culture Collection for Microorganisms & Cell Cultures (ICBB-CC): Fasilitas koleksi kultur dan isolat mikroorganisme (bakteri, fungi, mikroalga, plasmid) lengkap, modern, dan canggih. Melayani kebutuhan riset dan komersial.

3. ICBB Nursery: Fasilitas produksi dan penyediaan bibit unggul tanaman Jati Solomon ICBB1 hasil teknologi kultur jaringan dengan keunggulan-keunggulan kualitas kayu sangat baik (Grade A+), masa panen cepat 5-7 tahun, batang lurus dan dahan sedikit sehingga hasil panen lebih banyak. Selain itu tersedia juga bibit-bibit tanaman buah dan bunga dengan kualitas baik.

4. PROVIBIO® Research & Production: Riset & pengembangan berkelanjutan serta produksi seri pupuk hayati PROVIBIO®, pupuk hayati terbaik yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI. ICBB juga dapat memberikan jasa konsultansi dan expertise untuk Penetapan Kebutuhan Pupuk, Kesesuaian Lahan, Pemantauan Lingkungan, Pengelolaan Limbah dan Bioremediasi.

ICBB beralamatkan di Komplek ICBB Jl. Cilubang Nagrak No. 62 Kel. Situgede Kec. Bogor Barat, Kota Bogor 16115 – Indonesia. (Hendra/Anen)

Berita Lainnya