oleh

Hasil Quick Count Pilgub Bali, Paslon Koster-Ace Unggul 58.25%

-BALI, Featured-754 views

DENPASAR-BALI, (PERAKNEW).- Soal pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 Juni 2018, salah satu daerah yang ikut menyelenggarakan, yakni di Bali, dari hasil perhitungan suara hingga pukul 17.00 WITA (27/6/18), masih telah mencapai 100%.

Total suara yang masuk melalui perhitungan Lembaga Quick Count, “Syaiful Mujani” dengan margin error maksimal 1-3 %, untuk sementara pasangan Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., dan Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si., unggul atas paslon IB. Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si., dan Drs. I Ketut Sudikerta dengan 58.25% : 41.75%. Data yang masuk sudah mencapai 100%.

Untuk diketahui, Pilgub Bali diikuti oleh dua pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Ardana Sukawati (Koster-Ace) dan IB Rai Dhamawijaya Mantra-Ketut Sudikerta.

Usai perhitungan cepat mencapai 100%, kepada puluhan wartawan yang menemuinya di Kantor DPD PDIP Provinsi Bali, Wayan Koster, Gubernur Bali terpilih yang juga didampingi wakilnya, Tjok Ace mengutarakan kegembiraan atas kemenangannya, sembari mengucapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Bali yang telah mendukung dan memilihnya.

“Meski hasil ini jauh dari target kami, namun kami tetap mensyukuri. Ini adalah kemenangan kita semua. Kemenangan rakyat Bali termasuk mereka yang tidak memilih kami,” ucapnya.

Ia pun masih harus menunggu hasil “real count” KPU yang akan selesai dalam satu atau dua hari ke depan. “Kita sabar hingga real count dari KPU selesai dalam satu hari ke depan. Kami berharap bisa mencapai 60% suara bisa dicapai dalam hitungan resmi,” imbuhnya.

Menjawab program kerjanya, Koster mengatakan akan membuat tentang perubahan UU Bali setelah pemisahan Sunda Kecil menjadi Bali, NTB dan NTT sehingga nantinya menjadi UU Provinsi Bali. Seperti biasa, Koster yang didampingi Tjok Ace kembali memaparkan program kerjanya akan mulai dilaksanakan usai dilantik jadi Gubernur Bali periode 2018-2023.

“Begitu saya sudah dilantik, saya langsung kerja. Dalam dua bulan sebelum dilantik, kami sudah mulai menginventaris janji-janji kampanye dan merumuskan visi dan misi yang dituangkan dalam konsep pembangunan “one island one management”. Jadi apa yang dikehendaki dalam konsep ini, tidak ada Satu pun daerah yang dianak tirikan. Semua menjadi skala prioritas berdasarkan kekhususan daerahnya masing-masing,” tegasnya.

Tidak itu saja, menurut Koster, langkah pembangunan yang tertuang dalam “Nangun Sad Kerthi Loka Bali” ini sesuai tujuannya untuk melindungi “Gumi Bali” dari kerusakan terutama pembangunan yang tidak terkendali sebagai daerah tujuan wisata (DTW) bisa diselamatkan.

“Sumber air seperti sungai, danau dan potensi sumber air lainnya harus menjadi prioritas untuk dipelihara dan dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat Bali,” bebernya.

Demikian juga halnya tentang reklamasi yang terus menjadi perdebatan di masyarakat Bali selama ini, ia dengan tegas mengatakan, “Tidak ada reklamasi. Saya kan Gubernurnya, kalau saya tidak tanda tangan ya tidak bisa jalan. Selesai itu barang,” jelasnya sembari mengatakan ini bukan sikap arogan atau menyepelekan masalah reklamasi yang telah dikeluarkan melalui Perpres Nomor 51/2012 tersebut.

Sedangkan pembangunan di bidang infrastruktur berupa akses jalan lingkar sepanjang Pulau Bali maupun shortcut dari Bali Selatan ke Utara akan segera diwujudkan. Demikian pula pembangunan Bandara di Buleleng, pihaknya juga berjanji akan menuntaskannya, “Begitu selesai lantik, saya ke Jakarta untuk segera dilakukan tahapan-tahapan pembangunannya. Sehingga kesenjangan ekonomi antara Bali Selatan dengan Bali Utara, Barat dan Timur dapat dituntaskan,” harapnya.

Sedangkan di bidang pariwisata, Wakil Gubernur terpilih, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menjelaskan, akan menyempurnakan Perda Kepariwisataan yang menjadi masalah bagi setiap daerah agar menjadi “payung hukum” bagi komponen pelaku dan industri pariwisata. (Tim/Yd)