oleh

Gubernur Bali Resmikan Rumah Sakit Mata Bali Mandara

-BALI-579 views

Gubernur Bali Resmikan Rumah Sakit Mata Bali Mandara

DENPASAR-BALI, (PERAKNEW).- Gubernur Bali, Made Mangku Pastika meresmikan Rumah Sakit Mata Bali Mandara yang berlokasi di Kreneng Denpasar, Rabu (26/04). Peresmian tersebut dihadiri oleh seluruh anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Bali dan para stakeholder lainnya.

Dalam sambutannya, Pastika mengatakan, Rumah Sakit Mata Bali Mandara merupakan rumah sakit terbesar di Bali Nusa Tenggara, dengan berbagai peralatan canggih dan terbaru. Rumah sakit yang dibangun dengan dana APBD Bali ini dirancang layaknya seperti hotel dan full AC.

“Ini semata-mata untuk membantu rakyat miskin di Bali yang menderita penyakit mata seperti katarak,” katanya.

Menurut Pastika, selama masa pemerintahannya, Pemprov Bali melakukan pembangunan dan menata kembali 3 rumah sakit besar sekaligus yakni Rumah Sakit Jiwa Bangli, Rumah Sakit Mata Bali Mandara dan Rumah Sakit Umum Bali Mandara yang akan dioperasikan pertengahan Mei ini. Semua rumah sakit ini saat ini menjadi rumah sakit rujukan dari beberapa wilayah di Indonesia.

Rumah Sakit Jiwa Bangli saat ini sudah menjadi rumah sakit rujukan dari seluruh wilayah Indonesia. Sementara Rumah Sakit Mata Bali Mandara dan RSU Bali Mandara menjadi rujukan untuk wilayah Nusa Tenggara atau wilayah timur Indonesia. Selain itu, Pemprov Bali juga akan membangun rumah sakit pratama yang akan tersebar diseluruh wilayah Bali dan pembangunan Puskesmas rawat inap lainnya yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan di Bali.

Sementara sejak rumah sakit mata beroperasi secara maksimal, dalam setahun hanya mampu operasi penyakit katarak sebanyak 3 ribu orang lebih. Artinya sampai 10 tahun pun baru mencapai 30 ribu sampai 40 ribu orang. Dengan gedung baru ini, kita memiliki ruang baru sebanyak 6 ruangan sehingga totalnya menjadi 8 ruangan. Diharapkan jumlah pasien mata yang tertangani bisa dua kali lipat atau bahkan 3 kali lipat,” ujarnya.

Jumlah pasien 56 ribu orang, itu adalah data tahun 2008. Memang ada yang sudah disembuhkan melalui operasi, tetapi ada yang juga penderita baru. Angka pastinya belum diketahui. “Tetapi kalau maksimalkan 8 ruangan, dengan tenaga media yang handal, maka kita optimis jika penderita katarak di Bali akan habis juga,” ujarnya.

Bila 8 ruangan beroperasi maksimal maka dalam setahun bisa menggelar operasi katarak sebanyak 10 ribu orang. Sehingga dalam 5 tahun ke depan, penderita katarak akan teratasi dengan baik dan sempurna. Itu baru penderita katarak. Belum lagi ada banyak gangguan mata lainnya yang harus membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Ia berharap rumah sakit ini bisa menjadi rujukan berkualitas untuk Bali dan Nusra.

“Orang buta atau katarak biasanya dari kelompok orang miskin. Mereka juga tidak cukup uang untuk melakukan operasi. Kehadiran rumah sakit mata di Bali sangat membantu warga Bali yang miskin,” ucapnya.

Pastika juga menegaskan, proses perluasan gedung yang baru ini berjalan dengan banyak kendala. Salah satunya adalah perizinan yang tidak dikeluarkan Pemkot Denpasar. Perizinan menghambat pembangunan rumah sakit mata yang sudah banyak membantu orang miskin tersebut.
“Saya heran. Kita mau membangun rumah sakit yang membantu orang miskin selalu saja ada orang yang menghambatnya. Kalau ada orang menghambat pembangunan rumah sakit mata ini, kita berdoa supaya dia itu buta. Makanya kita meresmikan gedung baru ini tanpa IMB. Pemprov Bali hanya ingin melayani orang yang miskin dan buta. Hari ini saya melihat media yang menulis soal peresmian RS Mata Bali Mandara tanpa IMB. Semoga wartawan yang menulis itu buta matanya. Dan kalau dia buta jangan dilayani di RS Mata Bali Mandara,” ujarnya. Yudha