Dikbud Sebut Tiga Guru Subang Terlibat Sindikat Pemalsu Sertifikasi
SUBANG, (PERAKNEW).- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Suwarna Murdais menyebutkan ada tiga guru di Subang yang terlibat dalam aksi penipuan sertifikasi palsu. “Ada tiga orang yang terlibat. Saya pernah dipanggil di Polisi soal itu. Saya minta ini diusut tuntas dan dikembangkan, karena bisa jadi masih ada yang seperti itu. Ini sudah penipuan” kata Suwrana Murdais kepada perak, Jumat (11/8/2017)
Suwarna justru dibuat bingung dengan aksi penipuan itu. Dia menerangkan, antara sertifikasi palsu dan asli, bedanya jelas. Namun anehnya, ini bisa diterima dan lolos untuk pencairan. “Kan jelas bedanya, kok bisa ya. apa mungkin ada kongkalingkong,” katanya.
Dana sertifikasi guru, terang Suwarna, adalah riward untuk guru sehingga kinerja para pendidik itu semakin semangat. Dana itu bisa digunakan untuk menunjang aktvitas guru. “Niatnya kan seperti itu. Agar guru tambah semangat, dana itu kan untuk menunjang mereka,” jelasnya
Sekitar tiga ratus dokumen palsu sertifikasi guru di Jawa Barat digadaikan ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Akibatnya, bank pelat merah itu tertipu Rp 34 miliar. Aksi penipuan tersebut diduga melibatkan oknum guru, sindikat pemalsu dokumen dan pegawai bank.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan kasus tersebut terungkap setelah BPR melaporkan ke Polda Jawa Barat adanya kebocoran kredit sebesar Rp34 miliar. Kebocoran itu diduga disebabkan oleh cairnya uang penggadaian sertifikasi guru palsu yang di agunkan oknum guru.
“Modusnya dengan memalsukan sertifikasi guru di Jabar kemudian menggadaikan ke BPR, Rp80 juta per sertifikasi. Kami mendata ada 345 guru di Jabar yang menggadaikan sertifikasi yang palsu,” ucap Yusri kepada wartawan di Bandung, Rabu, 9 Agustus 2017.
Menurut Yusri polisi sudah menahan 13 orang yang diduga merancang tindak kejahatan tersebut. Mereka terdiri dari kelompok pemalsu dokumen, oknum guru dan pegawai BPR. Polisi masih menyelidiki dugaan keterlibatan dari 345 guru yang mengagunkan sertifikasi bodong itu. “Kami mengamankan kurir yang dalam pemeriksaan ada keterlibatan dari BPR dan anggota guru yang juga sebagai pengumpul guru-guru,” kata Yusri.
(Adih)