PANTURA-SUBANG, (PERAKNEW ).- Dugaan bahwa Kades Rancaudik H. Kosar telah menjual traktor bantuan pemerintah Kabupaten Subang, seperti yang telah diberitakan pada edisi 165 lalu, kini ternyata bermunculan kasus lainya seperti telah menjadi temuan Irda Kabupaten Subang pada 3 Mei 2017.
Kasus-kasus tersebut antara lain pos hansip yang kini sedang dibangun dengan biaya sekitar Rp23 juta lalu ada pemadatan halaman kantor desa yang kini baru terwujud sekitar 8 truk dengan biaya sekitar Rp16 juta rupiah dan yang terakhir, berem pinggir pengecoran dan stum pada pengerasan jalan tidak dilakukan, bahkan pajak dari anggaran tahun 2016 belum dibayar.
Kades Rancaudik mengungkapkan kepada Perak Senin, 16 Mei 2017, “Saya siap terkait apa yang menjadi temuan irda hanya saya minta waktu, bahkan saya akui saya belum bayar pajak untuk 2016 sebab saya kelebihan bayar pajak pada anggaran 2015 sekitar Rp2 juta,” ucap H.Kosar.
Terkait traktor, Kosar sesumbar akan menariknya kalau H Darta takut. “Dalau kalau H. Darta takut saya akan menarik kembali darinya” ungkap H. Kosar dengan tetap nada lantang.
Dihari yang sama, Perak mendatangi Kantor Kecamatan Tambakdahan, namun sangat diluar dugaan Camat Tambakdahan Asep Rudih begitu tega menyalahkan Perak dengan dalih publikasi tanpa permisi.
“Kalau punya temuan bilang dulu kesaya nanti saya cari solusi jangan langsung diberitakan,” ungkap Camat Asep Rudih kepada Perak sambil pergi meninggalkan ruangan.
Staf lain bernama Dadang Kurnia ikut menimpali dengan mengatakan, semua yang tertulis di Media Perak sudah menjadi temuan Irda. “Kami sudah menegurnya sekarang pos sudah diselesaikan tinggal yang lainya,” ucap Dadang.
Berdasarkan temuan Perak, terdapat dugaan penyunatan pada setiap program pembangunan di Desa Rancaudik seperti perehaban jembatan Sukamaju dengan dana Rp20 juta, ternyata pemborong hanya menerima Rp13 juta, dugaan lain pengerasan jalan kampung Sukajadi dengan dana sekitar Rp35 juta hanya diberikan ke pemborong Rp5 juta, serta pengerasan jalan perbatasan desa bongas dengan dana Rp20 juta, diduga hanya dibelikan matrial 4 truk engkel, belum juga lagi dana Banprov 2017, sekitar sudah dua pekan yang lalu pengambilan uangnya, namun belum juga dibuktikan program pembangunanya.
Padahal, seluruh program pembangunan bersumber dari anggaran 2016 dan harus selesai di akhir tahun 2016 sesuai dengan SPJ yang sudah masuk, namun yang jadi pertanyaan kenapa SPJ sudah masuk sedangkan fisik belum selesai ? berarti SPJ itu fiktif, dimana ketegasan Irda? Yuk kita tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. (Bersambung) Atang S