oleh

Diduga Mantan Kades Mulyasari (Kasan) Hilangkan Seluruh Aset Desa

PANTURA-SUBANG, (PERAKNEW).- Seluruh aset desa berbentuk barang bergerak dan tidak bergerak milik Pemerintah Desa (Pemdes) Mulyasari, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang didapati hilang.

Akibat kejadian tersebut, seluruh Aparatur Pemdes dan Kades Mulyasari yang baru, bernama H. Abdul Basit, S.Pd.I., merasa kebingungan. Pasalnya, seluruh aset desa itu, diduga dihilangkan oleh kades lama, bernama Kasan (Mantan Kades Mulyasari).

Seperti diungkapkan Kades Mulyasari yang baru menjabat, Abdul Basit kepada Perak, “Banyak sekali asset desa yang hilang tanpa kejelasan, yaitu computer, laptop, kipas angin, televisi, dispenser, kulkas, motor, mobil siaga dan sebagainya. Adapun satu unit computer, tapi CPU nya rusak dan tidak dapat difungsikan,” ungkapnya, di ruang kerjanya, belum lama ini.

Di tempat terpisah, pernyataan kades tersebut dibenarkan oleh staf dan Kaurnya yang enggan disebutkan namanya, “Tadinya kades baru berharap ada itikad baik dari pemdes lama untuk mengembalikan semua asset desa, namun sampai sekarang tidak ada ujung pangkalnya kabar baik itu,” terangnya.

Padahal lanjutnya, “Yang berwenang mendata asset desa adalah kepala desa dan Kaur desa, inimah ganti kepala desa (kades baru), malah menghilangkan semua asset, seolah-olah asset-aset itu milik kepala desa atau aparatur desa yang lama. Padahal, semua asset desa adalah milik desa yang juga milik negara,” tuturnya.

Masih menurutnya, “Sebelumnya, pada Senin, 25 Maret 2019, Inspektorat Daerah (Irda) Kab. Subang ketika mengaudit anggaran desa tahun 2018 di Desa Mulyasari, pihak Irda tidak banyak bicara, cuman berpesan sama pak kades yang baru, nanti pak kades mah jangan ikut menandatangani hasil audit yang 2018, gitu saja,” ujarnya.

Menyikapi masalah dimaksud, saat diwawancarai Perak, Ketua Umum (Ketum) LSM Forum Masyarakat Peduli (FMP), Asep Sumarna Toha menandaskan, “Jika kedepan pengelolaan asset desa tidak dibenahi, dana desa yang digelontorkan ke desa akan lebih banyak dihabiskan untuk membeli asset desa. Karena itu, menginventarisir semua asset desa sangat dibutuhkan. Ini memang perlu energy luar biasa untuk dilakukan, butuh waktu lama juga. Tujuannya agar asset desa tidak ada yang hilang, berkurang. Ganti kepala desa hilang asset, semua asset harus beli baru lagi, itu tidak boleh,” tandas aktivis yang akrab disapa Abah Betmen tersebut, di Posko Pusat FMP, Jalan Palabuan, Kel. Sukamelang-Subang. (Cj/ Tabroni)

Berita Lainnya