BANDUNG, (PERAKNEW ).- Masih ingat dengan Dendi Setiawan (18)? seorang remaja yang harus merelakan putus sekolah dikarenakan menderita penyakit pembengkakan di bagian pipi dan leher? Sudah beberapa tahun ini Dendi harus bolak balik Subang-Bandung, belum lagi merasakan dinginnya trotoar karena ketiadaan ruangan singgah di RSHS
Sakitnya bermula saat Dendi masih bersekolah kelas 1 di salah satu SMK di Sagalaherang. Dendi merasa giginya sakit lalu tangannya iseng mengorek-ngorek giginya sehingga pada akhirnya menimbulkan bengkak kecil di bagian gusi kemudian tanpa disangka menjalar ke bagian lidah dan leher.
Dendi yang beralamat di Kampung Pangkalan Rt 27 Rw 13 Kelurahan Cijengkol Kecamatan Serangpanjang ini hampir merasa putus asa, karena proses pengobatan yang dijalaninya cukup rumit dan sampai saat ini belum ditemukan diagnosa yang sesuai untuk sakitnya.
Pada hasil pemeriksaan Radiologi bagian/ UPF Patologi Anatomi No. PB 165617 tanggal 13 September 2016 dari hasil medis ditemukan Makroskopis yaitu 2 buah jaringan ukuran 1 x 0,5 x0,3 cm dan ukuran 1 x 0,5 x 0,2 cm putih kecoklatan kenyal dan Mikroskopis, Sediaan setelah dipotong blok parafin terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen yang edematus bersebukan sel radang limfosit, PMN eosinofil dan pendarahan. Diantaranya banyak floriferasi pembulu darah. Tidak tampak tanda ganas. Kesimpulan yang didapat adalah Pyogenik granuloma a/r lidah.
Kemudian pada hasil berikutnya No. PB 171020 pada tanggal 17 Februari 2017 hasil medis yang ditemukan Makroskopis yaitu sebuah jaringan ukuran 2,3 x 1 x 0,8 cm putih kecoklatan kenyal pada lamelasi padat putih kecoklatan. Mikroskopis : Sediaan massa tumor terdiri dari sel-sel bentuk oval sampai spindek yang tumbuh hiperplastis memadat difuse, inti polimorfi, hiperkromatis, mitosis ditemukan Stroma jaringan ikat diantaranya mengalami degenerasi myroid bersebukan sel radang Eosinafit Limfosit dan sel Pissme disertai dilatasi pembuluh darah dan pendarahan. Kesimpulannya adalah Inflammatory myofibroblastic tumor.
Pada hasil berikutnya No. PB 172105 Tanggal 11 April 2017 hasil Medis yang ditemukan yaitu Makroskopis : Diterima sebuah jaringan ukuran 1,2 x 1 x 0,5 cm putih kecoklatan kenyal pada irisan penampang tampak padat putih kecoklatan. Mikroskkopis : Sediaan berupa kelenjar getah bening dilapisin kapsuler jaringan ikat. Sub kapsuler tampak folikel limfoid berbgai ukuran dengan centrum germinativum yang hiperplastis, sinusoid diantaranya tampak melebar, Tampak dilatasi dan bendungan pembuluh darah. Tidak tampak tanda ganas. Kesimpulan : Follicular Hyperlasia kelenjar getah bening submandibula.
Dan pada pemeriksaan terakhir dari perawatan 2 hari tanggal 4dan 5 Juli 2017) minggu lalu yang di rawat di ruang Kana lantai kelas 3 BPJS Dendi tidak jadi menggunakan selang pada lehernya dikhawatirkan daging dan kulit pada leher tidak cepat mengering.
Dari hasil perawatan dan pemeriksaan tersebut sudah bisa di dapatkan hasilnya pada tanggal 10 Juli 2017 dengan hasil terdiri dari sel sel bentuk bulat oval sampai spidel yang hiperlastis, memadat, inti sel dalam batas normal. Stroma jaringan ikat diantaranya myxommatous bersebukan sel radang limfosit, PMN, dilatasi pembuluh darah dan pendarahan, Tidak tampak tanda ganas. Sediaan KGB dilapisi kapsul jaaringan ikat Fibrokolagen. Subkapsuler terdiri dari foliket limfoid dengan centrum germinativum yang hiperlastis, sinus diantaranya tampak dilatasi pembuluh darah. Tidak tampak tanda ganas.
Dari hasil 4 kali pemeriksaan Biopsi tersebut sampai saat para Dokter menyimpulkan:
– Inflamatory myofibroblastik pseudotumor a/r lidah
– Reaktive Hiperlasia follicular kelenjar getah bening submandibula.
Dari beberapa pemeriksaan rawat jalan untuk sampai saat ini sakit yang diderita Dendi bukanlah tumor ganas, tetapi pembekakan pada leher sangat cepat membuat para dokter keheranan dan penasaran sehingga terus dilakukan cek ulang pemeriksaan, bahkan pada hari Kamis Tanggal 13 Juli 2017 Dendi diperlakukan khusus oleh tim medis, dimana pemeriksaan Rontgen USG dan Thorax di lakukan dalam satu hari di ruang Radiologi dan Ruang Cardilak, biasanya jarak waktu kedua pemeriksaan tersebut bisa sampai semingguan.
(Pepen)