PERAKNEW.com – Warga Dusun Genteng, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang mengeluhkan dampak dari kegiatan proyek PT Wahana Mitra Semesta.
Pasalnya, dampak dari pembangunan proyek tersebut mengakibatkan pada keluhan kesehatan, diantaranya sesak nafas, batuk-batuk, gatal-gatal dan sakit mata.
Saat diwawancarai Perak pada Kamis, 24 Oktober 2024 sejumlah emak-emak Warga RT 11 yang diwakili Emak Samiah menuturkan keluhannya, bahwa mereka merasa dirugikan dengan adanya proyek itu karena anak-anak mereka pada sakit-sakitan, bahkan tak hanya itu, proyek tersebut beroperasi hingga malam sangat mengganggu istirahat.
Saat ditanyakan terkait pemberian kompensasi dari PT Wahana kepada warga setempat, hanya dikasih uang sebanyak Rp100 Ribu dan menurutnya kompensasi tersebut tidak sesuai dengan dampak yang disebabkan kegiatan proyek itu.
Baca Juga : Demo Kelangkaan BBM, Nelayan Blanakan Ancam Tutup Jalur Pantura
Emak-emak berharap kepada pemerintah desa setempat agar memfasilitasi keluhan yang dialami warganya terkait dampak lingkungan akibat proyek PT Wahana. Jika tidak ada solusi, emak-emak Dusun Genteng mengancam akan aksi demo menutup akses proyek PT Wahana sampai tuntutan mereka terpenuhi.
“Jika tidak kompensasi yang sesuai maka kami akan demo ke lokasi proyek, kami akan tutup ptoyeknya,” Seru emak-emak.
“Liat aja kalau emak-emak sudah turun semua peralatan dapur pasti keluar, kayak panci, katel dan lainnya,” Teriak mereka.
Terkait permasalahan tersebut, Perak langsung mendatangi Kantor PT Wahana Mitra Semesta untuk meminta tanggapannya terkait dampak kegiatan proyek tersebut dan di sana Perak hanya ditemui oleh salah satu pegawainya bernama Heri. Ia malah berdalih dan berbalik menanyakan kepada Perak, “Masyarakat yang mana pak? Terus yang sakit siapa? ada keterangan sakitnya gak? Aman-aman saja kok, gak ada masalah?,” Tandasnya enteng.
Baca Juga : Mantap! Paska Aksi KAMPAK, DPRD Langsung Gelar RDP 3 OPD, Inilah Hasilnya…
Namun saat ditanya langkah dan solusinya, dari pihak perusahaan Heri mengatakan, “Kita diskusi dulu, karena yang menangani terkait ini bukan saya, saya hanya pekerja lapangan. Karena pimpinan ada di Jakarta,” ujarnya. (Hendra Gunawan)