oleh

Carut Marut Kinerja BPJS Cimahi Kemampuan Tim Verifikasi Diagnosa Dokter BPJS Cimahi Dipertanyakan


“Kami pun sepakat dengan sumber Perak, apa ini hanya akal akalan? supaya klaim kami tidak dibayarkan seratus persen?”
-dr Rery Marliah-

PERAKONLINE NEW, PERAK, (CIMAHI).- Carut marut kinerja BPJS Kota Cimahi membuat banyak masyarakat Kota Cimahi yang bertanya- tanya betulkah BPJS Cimahi berpihak kepada kepentingan masyarakat luas, ataukah BPJS Cimahi hanya mencari keuntungan untuk sekelompok orang yang ikut mengelola BPJS tersebut? Hal ini banyak dikeluhkan masyarakat Cimahi, seperti  yang diungkapkan oleh Heni salah seorang warga Cimahi Tengah- Kota Cimahi.

Setelah data  peserta dipalsukan, yang hidup dibilang meninggal tapi iuran wajib peserta BPJS tetap diambil, kemudian orang yang aktif kepesertaannya  namun dikatakan non aktif, iuran wajib pun tetap dipungut dari peserta non aktif tersebut. (baca edisi Perak yang lalu)

Kali ini Heni mengeluhkan kekosongon stock obat dan alat kesehatan yang sekali pakai buang di rumah sakit cibabat, dan menurut Heni bahwa dia mendengar bahwa ini salah satu dampak dari ulah BPJS Cimahi yang tidak pernah seratus persen membayarkan klaim pembayaran dari rumah sakit Cibabat.

Anggap saja seribu berkas masuk ke BPJS untuk diklaimkan pembayaranya, namun sekian banyak dari seribu berkas tersebut dikembalikan kerumah sakit Cibabat, dengan  berbagai alasan, yang kebanyakannya berkas yang dikembalikan tentang  diagnosa dokter .

Menurut Heni  banyak masyarakat Cimahi mempertanyakan berapa jumlah tenaga medis yang dipakai oleh pihak BPJS Cimahi yang bertugas dalam melakukan penilaian dan verifikasi  menyangkut tentang hasil diagnose dokter.

“Karena sepengetahuan saya SDM BPJS Cimahi bukan tenaga ahli yang dapat menilai diagnose dokter-dokter di Cimahi. Bagaimana bisa bukan ahlinya menilai hasil diagnosa dokter, atau mungkin hanya akal-akalan saja berkas yang dikembalikan supaya BPJS Cimahi tidak membayarkan seratus persen  klaim pembayaran RS Cibabat, dengan beralasan didiagnosa dokter,” ungkap Heni.

Mendengar hal tersebut Perak mencoba mengkonfirmasikan hal ini ke pihak rumah sakit Cibabat. Menurut dr. Reri Marliah Wadir pelayanan RS Cibabat, mengakui memang betul bahwa di rumah sakit cibabat  ada beberapa  jenis obat,juga alat kesehatan yang sekali pakai buang yang tidak ada stoknya,  itu dikarenakan  karena anggaran juga ada obat yang kosong dari pabriknya, dan memang betul juga bahwa klaim pembayaran RSUD Cibabat ke BPJS Cimahi, seingat saya belum pernah seratus persen yang dibayarkan oleh BPJS cimahi.

Misalkan 1000 berkas yang di klaimkan hamper rata- rata tiap bulannya sekitar 20 sampai 25 persen itu berkasnya (200 sampai 250 berkas dari 1000)dikembalikan ke RSUD cibabat dengan berbagai alasan yang dibuat oleh BPJS, memang benar berkas yang dikembalikan kebanyakan menyangkut hasil diagnose dokter.

Pihak rumah sakitpun mengaku bingung  bagaimana bisa pihak BPJS menilai hasil diagnose dokter,sementara SDM yang ada di BPJS cimahi yang bertugas untuk memverivikasi  diagnose tersebut  bukan  dokter, contohnya petugas  BPJS  yang  ditugaskan untuk memvervikasi  di RSUD cimahi, bukan tenaga medis.
“Kami pun sepakat dengan sumber Perak (Heni-red), apa ini hanya akal akalan? supaya klaim kami tidak dibayarkan seratus persen?” ungkap dr. Reri Marliah kepada Perak.

Perak pun berusaha mengkonfirmasikan hal ini kepada pihak BPJS Cimahi, namun pihak BPJS Cimahi, Fajar enggan berkomentar tentang permasalahan ini,
“Kami tidak akan berkomentar tentang hal ini, pertemukan saja kami dengan pihak rumah sakit,” ungkap Fajar. Harold