oleh

Imas Aryumningsih Ingin Buktikan Perempuan juga Mampu Memimpin!

-RAGAM-864 views


SUBANG, (PERAKNEW).- Ulang tahun adalah salah satu motivasi terbesar manusia untuk tampil berubah. Segala masa lalu, pencapaian dan cita-cita tertumpah di momen tersebut, segala syukur, puja puji kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahkan sampai ke acara perayaan diadakan untuk menunjukkan betapa spesialnya momen ulang tahun tersebut. Begitu jugalah kiranya untuk Kabupaten Subang. Dalam umurnya yang ke 69, jalanan pusat kota ramai oleh lampion-lampion lampu berbentuk Nanas dan ikan. Berbagai warna, kuning, biru dan hijau membuat malam semakin semarak.

Imas Aryumningsih, sang Plt Bupati pengganti yang mengawali karirnya di bidang kontraktor mengatakan bahwa dirinya mengadakan lomba hias kepada setiap dinas. Berbeda dengan mantan bupati yang dahulu meminta uang per SKPD, Imas justru membuat lomba. Sepertinya Imas tak ingin lari dari motto yang sedang didengung-dengungkannya saat ini yaitu “Karya Nyata Untuk Subang Tercinta”.

Ditemui di ruang kerja pribadinya, Imas adalah sosok yang lancar dan pandai bercerita. Lahir pada 19 agustus 1951, menamatkan Sarjana Ekonominya di Universitas Al-Ghifari dan mengawali karir organisasinya di Pemuda Pancasila, Anak Muda Siliwangi (AMS), Golkar dan Gapensi. Nasehat ayahnya untuk tidak mementingkan diri sendiri adalah sebuah motivasi yang secara tidak langsung memantapkan dirinya untuk terjun ke dunia politik. Kapan kita harus mementingkan diri sendiri dan kapan kita harus sosialisasi atau memberikan yang bermanfaat ke masyarakat, begitu kata ayahnya.

Di tahun 1983 tawaran untuk menjadi anggota dewan pun masuk, Imas menolak, dia hanya ingin membantu kampanye saja. Akhirnya di tahun 2003, Imas mendaftar dewan dan masuk dengan suara 5000 lebih.

“Karena anggota dewan adalah kepanjangan tangan dari masyarakat, saya tertantang untuk itu. Jadi dalam pikiran saya aspirasi masyarakat yang disampaikan oleh saya pasti didengar ini,” ucap Imas. namun Imas mendapatkan kekecewaan karena berbenturan dengan birokrasi fraksi-fraksi.

“Kadang saya ngomong ke fraksi, ketua partai, pimpinan dewan, tapi kok rasanya tidak semua aspirasi dan usulan tertampung. Jadi ada tahapannya,” ujar Imas. Di dewan, Imas semakin tahu bagaimana melayani masyarakat dan berandai-andai jika dirinya menjadi bupati. Titik fokus Imas adalah masalah anggaran APBD yang besar tapi pembangunan kecil.

“Saya punya cita-cita kalau pembangunan di angka 25 % plafon dari APBD pasti ini sudah terbangun, seperti jalan-jalan bagus,” sambungnya.
Diwawancarai langsung oleh Pimpinan Redaksi Peduli Rakyat, Asep Sumarna Toha, Imas acapkali melontarkan kekesalannya karena mewarisi kebobrokan pemimpin sebelumnya, seperti diantaranya masalah bangunan liar yang dimiliki oleh toko-toko modern Tokma, Alfamart dll, berikut kutipan wawancaranya:

Menjadi bupati bukan karena kekuasaan semata?
Bukan..bukan itu. Seperti air mengalir. Diikuitin saja. Cita-cita kuat saya ingin menunjukkan kalau perempuan juga mampu mengerjakan pemerintahan. Ditulis dalam sejarah, saya jadi pimpinan di Subang, Aya tapakna, aya kenang-kenangna. Nilai sejarah itu tidak bisa dibeli dengan uang. Kalau misalnya saya berbuat baik lalu orang juga terkesan, itu tidak ada nilainya kalau dibandingkan dengan uang. Dan mungkin jiwa kenegarawanan turun dari bapak saya, ya meski kecil jabatannya di desa tapi kan sudah mengurus masyarakat

Ibu seorang perempuan dan karir menjadi bupati kan melalui bupati yang terkena korupsi, artinya disini ada lawan-lawan politik yang akan terus mengkritisi. Apa kiat untuk mengatasi hal seperti itu?
Sebetulnya begini, yang saya katakan tadi, pertama niat. Niat saya betul-betul ikhlas, kalau niatnya ikhlas, apapun benturan. Resiko jabatan itu pasti ada, banyak musuh, banyak yang menghujat. Saya ingin bekerja dengan semua pihak LSM Ormas, partai, tokoh agama. Kiat saya adalah mari bersama-sama membangun Subang ini karena Subang tidak bisa terbangun hanya dengan bupati saja  atau eksekutif saja, legislatif saja. saya tidak menutup diri untuk dikritis apalagi saran masukan dan pendapat,. Saya tidak mengaku orang pintar. Background saya ekonomi bukan dari pemerintahan.

Sebentar lagi ibu kan dilantik, punya program unggulan?
Saya ingin melaksanakan program Gapura saja yang permata, disiplin pegawai negeri sebagai pelayan masyarakat. Intan, infrastruktur, minimal 25% atau 30% itu untuk pembangunan. Lalu juga Gapura Emas, ekonomi masyarakat. Seperti di Cina kalaupun masyarakatnya banyak tidak ada yang miskin kelaparan maupun minta-minta, semuanya di rumah, home industry harus digalakkan, persaingan kapital besar seperti toko-toko modern, warung-warung kecil itu mau apa. Akhirnya beralihnya sudah ke home industry, apa yang bisa dijadikan duit. Jangan pisang goreng saja, dagang timbel saja yang penting jadi uang , itu apa. Tapi intinya, saya lihat keuletan kita kurang. Kalau di negara lain kalau siang tidak ada yang nongkrong di pinggir jalan, ngobrol-ngobrol minum kopi. Kalau kita ini agak malas-malas. Apalagi yang sudah pensiun ya sudah di rumah saja. Perjuangan hidupnya saya rasa kurang. Tapi intinya kiat saya cuma 1 keperluan masyarakat terpenuhi, terutama sarana prasarana diantaranya pembangunan jalan dan perairan.

Komitmen dengan pencegahan korupsi. Apa ibu sendiri punya trik untuk mengatasinya?
Ada karakter atau kebiasaan yang telah dijalankan sudah lama sekali. Seperti disiplin kerja. Pasti banyak yang benci seperti aturan-aturan harus apel, sidik jari itu upaya-upaya kita Gapura Permata. Berat memang, banyak yang terusik sekarang. Banyak yang merasa terganggu, dengan kebiasaan dulu, nyantai-nyantai saja atau bisa mungut itu mungut ini. Saya juga memohon kepada Allah saya sebisa mungkin selamat sampai akhir jabatan ini. Jangan sampai seperti yang sudah-sudah. Dan lagi saya perlu kehati-hatian apalagi pengalaman di pemerintahan tidak dalam keahlian saya. Saya juga takut untuk mengeluarkan kewenangan kebijakan yang salah. Inilah resiko saya, pasti banyak yang kecewa dengan adanya rotasi mutasi, apalagi sekarang tuntutan aturan baru yaitu SOTK baru lalu ada pungli (saber pungli-red). Jadi udah nasib saya begitu smasuk tantangannya begitu berat. Disamping di dalam juga perapihannya berat Karena mereka sudah jadi kebiasaan. Penyakit lama yang mengakar. Ya sekarang Insya Allah, sedikit demi sedikit.

Sanksi terkait jabatan misalkan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Tindakan ibu apa?
Pertama saya kasih peringatan. Periode saya udah berapa ya? ini udah 16 saya pecat. Coba tanya ama BKD. Saya udah berani, sewaktu saya jadi wakil bupati ada yang 2, 3 tahun gak masuk kerja tapi gajinya diambil. Coba tanya ama BKD, 16 atau 18.
Jika kepala SKPD bermasalah?
Ya dipindahinlah minimal, diganti lah.

Terkait penegakan Perda, inikan lagi krusial, begitu mudahnya pengusaha membuat usaha illegal karena pihak terkait seolah-olah membiarkan usaha tersebut muncul. Dari bupati sendiri kan sudah ada perda. Untuk Perbup sudah sejauh mana?
Sekarang perbup memang lagi dikaji. Butuh serius ini. Kami lagi mengkaji, ingin dipadukan dengan perda dan disesuaikan dengan situasi kondisi Subang dan kami juga bekerja sama dengan DPR yang dimana juga perda itu tidak bertolak dengan DPR. Kami lagi kaji Insya Allah beberapa hari lagi. Dan kami juga mendatangkan ahli dan semua pihak yang terkiat dengan Muspida juga. Dengan polisi, kami bicara juga Perbub ini jangan sampai salah kesepakatannya.

Menaikkan PAD tidak harus mengorbankan pedagang kecil kan?
Pedagang kecil bukan untuk dikorbankan tapi dia juga harus sesuai dengan keadaan jaman. Maksud saya diajak untuk beralih ke makanan ringan yang tidak ada di Alfa. Sebetulnya, misalnya gini, diadakan warung kecil di jalan tapi kitany asendiri juga masyarakatnya senditu juga belanja pakai kantong Alfa, padahal agak mahal juga. Gengsi. Ya itu salahnya juga Kita ingin menunjang pedagang kecil tapi orang dia sendiri juga belanjanya di kapital.

Kebanyakan toko modern tanpa izin apakah tetap akan dizinkan, jika syarat-syarat yang diatur dalam Perda tidak dipenuhi?
Memang sekarang itu kan harus urus izin dan lagi diurus memang. Persyaratan harus dong dipenuhi, jika tidak y.a tidak akan keluar izinnya. Rendra Harahap

Berita Lainnya