PERAKNEW.com – Bappelitbangda (Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan Daerah) Cimahi Dinilai tidak becus kerja seperti sakit. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang warga Kota Cimahi sebut saja Deni (bukan nama sebenarnya).
Menurut Deni, bahwa Bappelitbangda adalah jantungnya Kota Cimahi, apabila jantungnya sakit, maka terhadap bagian lainnya akan sakit pula.
Banyak hal yang membuat Bappelitbangda dinilai tidak becus kerja, mulai dari musyawarah pembangunan kerja dari tingkat RW sampai tingkat kota, fungsi pengawasan dan administrasinya tidak baik, terbukti di tahun kebelakang, hasil prioritas di tingkat kecamatan dan tingkat kota hilang, (Penambahan SMP di Cimahi) setelah diusulkan kembali baru muncul lagi dan menjadi prioritas, hal yang sama terulang kembali di 2024, usulan prioritas tingkat kecamatan dan tingkat kota hilang, yakni penyediaan blangkar untuk yang sakit di tiap RW.
Permasalahan lain, program yang bukan menjadi prioritas seperti Cimahi menari, opor, padat karya, muncul di 2024 yang diduga menghabiskan anggaran puluhan miliyar, sementara input dan outputnya tidak jelas, di sisi lain ada program pembangunan di salah satu dinas baru akan dilaksanakan di triwulan ke empat, karena alasannya defisit anggaran.
Baca Juga : Sambut HUT POLRI, Polsek Purwadadi Bareng Pengusaha Bedah Rumah Ibu Yani
Adapun pogram lain yang dinilai penting harus dipangkas, karena alasan defisit anggaran. Ada hal unik program yang dipaksakan, padahal di masyarakat kurang mendapat respon, seperti program padat karya belum ada regulasi yang mengatur sudah disosialisasikan, yang mana dalam hal sosialisasi tersebut sudah jelas menyerap anggaran.
Ditengah defisit anggaran dihambur-hamburkan, Cimahi menari, lomba masak, lomba UMKM dan lomba-lomba lainnya.
Program opor one produk one RW yang bertujuan katanya untuk meningkatkan UMKM Kota Cimahi, tapi nyatanya dari tahun ke tahun UMKM bergelut dengan usahanya sendiri, jika dilihat di setiap dinas, masih banyak kegiatan-kegiatan di luar Kota Cimahi, seperti di hotel-hotel dan lain-lain yang mendapatkan keuntungan bukan UMKM Cimahi, tapi UMKM luar Kota Cimahi.
Tentunya jika memang Cimahi ingin memajukan UMKM, apapun yang dibutuhkan Pemkot Cimahi, dari tingkat kelurahan sampai tingkat kota berikan kepada UMKM Kota Cimahi, contoh, kalau ada acara minimal Snack, nasi box di tingkat kelurahan, berikan kepada UMKM yang ada dikelurahan tersebut dan lain-lain.
Baca Juga : Komisi 3 DPR RI Diminta Turun Tangan dalam Kasus Mafia Tanah Patimban
Program padat karya, pagi bersih-bersih, nanti sore sudah kotor lagi dan yang paling fatal, program padat karya, sedikit demi sedikit mengurangi nilai-nilai gotong royong di masyarakat, karena kalau diajak kerja bakti, akan sulit karena dibiasakan harus diupah.
Belum lagi sistem penganggaran, ternyata Cimahi mengandalkan silpa anggaran untuk surplusnya, padahal Silpa itu bukan sumber anggaran, karena sumber anggaran adalah transfer pusat, provinsi dan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dengan merencanakan Silpa, terindikasi sudah merencanakan kegagalan, bisa dilihat pada tahun 2023, penyerapan anggaran kurang lebih 93 % sudah membuat Cimahi defisit, apalagi penyerapan di atas itu, karena Silpanya kecil, padahal di 2023 semua perencanaan pemasukan mencapai target, bahkan Bapenda pemasukannya sudah melebihi dari target.
“Untuk itu, seharusnya Bappelitbangda dapat jeli melihat hal ini, sementara ditengah defisit Bappelitbangda tidak memahami program mana yang harusnya dipangkas, malah terkesan menghamburkan anggaran, untuk sesuatu yang belum jelas manfaatnya,” ungkap sumber kepada Perak, pada 18 Juni 2024.
Baca Juga : Usai Mereview Jalan Rusak, Awonk UHA dapat Sertifikat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI
Mendengar hal tersebut, pada tanggal 20 Juni 2024, Perak mendatangi Kantor Bappelitbangda dan uniknya hanya terlihat beberapa orang yang ada di ruangan, menurut salah satu staf yang ada, bahwa pada lagi DL (Dinas Luar) baik kaban, sekban, Kabid dan eselon lainnya, namun Perak sempat melihat Kepala Badan, Adet ada di kantor dan Perakpun mendatangi untuk konfirmasi, namun Adet enggan berkomentar tentang persoalan ini dengan alasan akan ada rapat, “Mangga saja,” ungkapnya sambil meninggalkan ruangan. (Harold)