oleh

17 Negara Siap Berikan Bantuan Kota Palu- Donggala Mulai Bangkit

JAKARTA-SULTENG, (PERAKNEW).- Sepekan sudah gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Kota Palu-Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan menelan korban jiwa sekitar 1.649 orang. Kini daerah-daerah yang terdampak bencana terlihat mulai menggeliat bangkit. Roda perekonomian masyarakat mulai bergeliat dan sejumlah layanan dan fasilitas publik mulai pulih kembali.

Aktivitas warga juga tampak berangsur normal. Meski demikian, masih banyak warga yang bertahan di tenda-tenda pengungsian. Setidaknya secara perlahan Kota Palu mulai bangkit kembali.

Pun Tawaran bantuan dari dunia internasional terus berdatangan kepada pemerintah Indonesia untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Berikut hasil pantauan tim kondisi Kota Palu yang mulai pulih pascabencana, seperti kegiatan jual beli di pasar inpres mulai bergeliat. Pasar Inpres adalah pasar  yang sehari-hari menjadi pusat perekonomian masyarakat Kota Palu. Pasar tradisional itu sempat tutup saat gempa 7,4 magnitudo menguncang Kota Palu, Jumat (28/9).

Pedagang sayur-mayur dan bahan pokok lainnya tampak mulai menjual barang dagangannya, meski belum seluruh pedagang berjualan. Namun setidaknya, masyarakat mulai bisa memenuhi kebutuhan pokoknya melalui Pasar Inpres.

Para pedagang ini harus dijaga oleh 150 personel TNI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penjarahan yang sempat terjadi beberapa hari lalu, usai bencana. Penjarahan terjadi karena bantuan saat itu belum datang ke daerah terdampak bencana.

Aliran listrik di Palu pun mulai pulih. Kota Palu dan sekitarnya sempat gelap gulita pascagempa dan tsunami terjadi. Aliran listrik terputus karena gardu listrik roboh dan rusak akibat gempa. Pihak PLN kemudian langsung memperbaiki aliran listrik yang terputus tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kondisi kelistrikan di Kota Palu sudah 65 persen pulih setelah tujuh hari diterjang bencana.

Dijelaskan Sutopo, selain dari gardu induk, listrik juga dialirkan melalui genset-genset yang diaktifkan oleh rumah sakit, kantor, dan instasi lainnya. Selain itu, sistem penyulang atau distribusi listrik sudah beroperasi 28 buah dari total 45 penyulang yang ada.

Selanjutnya skses telekomunikasi juga mulai normal. Dimana skibat terhentinya aliran listrik, akses telekomunikasi di Kota Palu terputus saat gempa dan tsunami terjadi. Kondisi tersebut kemudian berdampak pada lebih dari 500 BTS dari 3.500 BTS di Sulteng yang tidak berfungsi.

Satu pekan setelah bencana, sebanyak 60 persen BTS terdampak sudah kembali normal. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sejumlah BTS operator seluler yang telah kembali berfungsi karena pasokan listrik sudah berangsur pulih. Tim pemulihan jaringan dari para operator seluler yang didukung Kominfo juga turut memberikan kontribusi.

Kominfo sudah mengirim 64 unit telepon satelit ke posko pengungsian, masing-masing 31 unit di termin pertama dan 33 unit di termin kedua. Ada juga 10 unit perangkat internet satelit berupa VSAT portabel, yang ditempatkan di Posko Utama Korem, Rumah Dinas Gubernur, Kantor Walikota, RS Bhayangkara, RS Wirabuana.

Meski jaringan internet 4G sudah mulai bisa digunakan kembali di lokasi terdampak, tapi kecepatannya belum maksimal karena masih dalam tahap pemulihan, baik untuk operator Telkomsel, XL Axiata, maupun Indosat Ooredoo.

Tak ketinggalan pasokan BBM mulai terpenuhi. Ketersediaan BBM menjadi salah satu masalah bagi masyarakat Kota Palu. Sebab, sejumlah SPBU kekurangan pasokan BBM pascagempa dan tsunami. Akses jalan ke Kota Palu yang rusak menyebabkan pendistribusian BBM ke Palu menjadi terlambat.

Namun, Pertamina terus berupaya mengoptimalkan pendistribusian BBM ke Palu. Kini, distribusi BBM di Palu mencapai 70 persen. Tingkat konsumsi BBM juga ikut meningkat.

Berdasarkan data BNPB, sebanyak 12 dari total 17 SPBU di Palu sudah beroperasi. Warga dijatah maksimal membeli Rp 100 ribu untuk roda empat, dan lima liter per orang bagi pembelian menggunakan satu jeriken.

Sementara itu menanggapi tawaran bantuan dari dunia internasional, Sutopo menjelaskan, sampai hari ini ada 29 negara dan 4 organisasi internasional yang menawarkan bantuan.

Dikatakan dia, bahwa BNPB telah mensortir 17 negara mengajukan bantuan secara konkret. Dan dari 29 negara yang menawarkan, 17 telah menyampaikan dan sudah menyatakan secara tertulis.

Sutopo menambahkan, dari pihak Kemenkes memberikan masukan kebutuhan akan obat-obatan dan tenaga medis tidak jadi kebutuhan internasional.

Masih kata Sutopo, bahwa Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi pintu masuk bantuan internasional. Di titik tersebut petugas dari Kemenlu, BNPB dan Keimigrasian bersiap mengawal masuknya bantuan dari negara sahabat.

Petugas tersebut akan melaporkan secara berkala kepada Menkopolhukam selaku Koordinator dari pemerintah pusat untuk mengurus bencana di Sulawesi Tengah.

Bantuan berupa transportasi udara yakni peawat Hercules C 130 di antaranya berasal dari Singapura dua unit, Korea Selatan dua unit, Inggris satu unit, Jepang satu pesawat Hercules dan Helikopter MI17.

Selanjtnya untuk bantuan uang dari Internasional, akan diberikan langsung kepada pemerintah Indonesia yang diwakili BNPB.

Seperti diketahui BNPB mencatat 1.649 jiwa meninggal dunia akibat gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Jumlah itu merupakan data teranyar BNPB per pukul 17.00 Wita, Jumat 5 Oktober 2018.

“Ini tersebar, 159 jiwa di Donggala, Kota Palu 1.413 jiwa, Sigi 64 jiwa, Parigi Moutong 12 jiwa, Pasanglayu, Sulbar 1 jiwa, dan telah dimakamkan semua,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (6/10/2018).

Sementara, ada juga yang dimakamkan secara terpisah. 922 jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga; di Donggala 35 jenazah; Balaroa 10 jenazah; Petojo 10 jenazah; Biromaru 8 jenazah; dan Pasangkayu 1 jenazah.

Selain korban jiwa, 2.549 orang terluka akibat gempa Palu dan Donggala pada Jumat 28 September 2018. Sementara sebanyak 265 orang masih dinyatakan hilang. “Untuk pengungsi sendiri, sebanyak 62.359 jiwa tersebar di 147 titik,” papar Sutopo. (Red/Net)

Berita Lainnya